DKI Masih Sangat Bergantung Pada Pasokan Buah Impor
"Itu macam-macam ya, dari Amerika ada, dari Eropa ada, dari China ada," papar Sarman Simanjorang
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk memenuhi kebutuhan buah dan sayur, DKI Jakarta menerima pasokan dari luar daerah maupun dari luar negeri.
Volume pasokan buah impor dan sayuran impor ke DKI Jakarta masih tinggi karena DKI tidak memiliki perkebunan maupun sawah untuk budidaya.
Untuk buah impor, menurut penuturan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sarman Simanjorang, kebanyakan diimpor dari Amerika, Eropa, hingga Cina.
Buah yang diimpor pun beragam seperti kiwi, apel, serta anggur. "Itu macam-macam ya, dari Amerika ada, dari Eropa ada, dari China ada," papar Sarman Simanjorang di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2017).
Sarman Simanjorang juga menjabarkan kalau jumlah impor buah tersebut cukup banyak.
Hal tersebut karena kebutuhan yang harus dipenuhi tidak hanya untuk masyarakat Jakarta tapi juga tamu-tamu yang tinggal di Jakarta.
"Lumayan (besar) itu, besar karena konsumsi seperti buah industri olahan bukan semena-mena untuk orang indonesia juga tapikan orang-orang kedutaan kita, mereka menikmati itu juga," ucap Sarman Simanjorang.
Kadin yakin jumlah impor nantinya akan berkurang seiring dengan komitmen pemerintah yang terus meningkatkan jumlah produksi pangan, asalkan diikuti pula dengan pasar yang menerima hasil produksi Indonesia yang berbeda dengan hasil dari impor.
"Ada statement dari Pak Menteri (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita) bisa juga diupayakan juga kalau kita orang Indonesia, ya monggolah disediakan produk Indonesia, walaupun bentuknya lebih kecil itulah kenyataannya," tutur Sarman Simanjorang.