Minimnya Jumlah Produk Jadi Kendala Pengembangan Instrumen Investasi Syariah
PT Mandiri Manajemen Investasi melihat ada banyak faktor yang membuat instrumen investasi berbasis syariah belum terlalu menarik
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Mandiri Manajemen Investasi melihat ada banyak faktor yang membuat instrumen investasi berbasis syariah belum terlalu menarik bagi investor pasar modal.
Head of Corporate Secretary & Business Support Mandiri Manajemen Investasi, Mauldy Makmur mengatakan, faktor tersebut seperti kurangnya pemahaman investor terhadap produk berbasis syariah, produk syariah yang masih kurang banyak dibanding konvensional baik itu di pasar uang, saham, ataupun surat utang.
"Diharapkan OJK membuat aturan mendorong industri atau investor agar investasi di syariah, sehingga supplay demandnya ada," ucap Mauldy, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Menurutnya, adanya wacana pembentukan manajer investasi syariah yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mampu menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan manajer investasi saat ini dalam mengembangkan produk syariah, khususnya reksa dana syariah.
"Tujuan dibentuk ini untuk mengembangkan reksa dana syariah yang saat ini prosentasenya masih kecil, sehingga ini tantangan yang perlu kita kembangkan," tuturnya.
Sebelumnya OJK mendorong pembentukan manajer investasi syariah yang menfokuskan diri dalam pengembangan produk-produk syariah yang memiliki potensi yang sangat besar.
Berdasarkan data OJK per September 2016, terdapat 36 manajer investasi yang menerbitkan reksa dana syariah, 12 perusahaan efek menerbitkan layanan sistem online trading syariah, terdapat 326 emiten syariah.