Etika Dalam Persaingan di Industri Telekomunikasi
Meskipun operator telekomunikasi memiliki semangat berkompetisi, tapi tidak boleh memanfaatkan situasi saat pesaing tengah mengalami masalah.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persaingan di industri telekomunikasi memang sangat sengit.
Seorang sumber di sebuah perusahaan telekomunikasi mengisahkan, di level yang langsung berhubungan dengan masyarakat, persaingan sudah "berdarah-darah".
Terbukti, begitu Telkomsel kena retas hackers, Indosat dan XL melalui media sosial langsung mengeluarkan cuitan provokatif melalui media sosial.
Tapi, tak lama mereka buru-buru menghapus.
Namun, jejak digital sudah tersebar. Ketut Prihadi, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) ikut angkat bicara.
Menurut Ketut, meski di dalam regulasi telekomunikasi tidak diatur, memanfaatkan situasi di saat kompetitor lain tengah menghadapi kesulitan tidak beretika.
“Yang dilakukan Indosat dan XL tidak melanggar regulasi telekomunikasi. Regulasi memang hanya mengatur teknis. Namun mereka melanggar etika pariwara, yaitu tidak boleh menjelek-jelekkan kompetitor lain,” kata Ketut, dalam pernyataa tertulis, dilansir Kontan, Sabtu (29/4/2017).
Ketut menjelaskan, peristiwa yang menimpa situs Telkomsel dapat terjadi kepada siapapun, termasuk XL dan Indosat.
Meskipun operator telekomunikasi memiliki semangat berkompetisi, tapi tidak boleh memanfaatkan situasi saat pesaing tengah mengalami masalah.
Bahkan seharusnya XL dan Indosat bisa menunjukkan rasa solidaritas. Ketut berharap, kejadian menjelek-jelekkan semacam ini tak terulang lagi.
Belakangan, pada Sabtu (29/4/2017) siang, giliran situs Indosat kena retas.
Baca: Setelah Telkomsel, Giliran Situs Indosat Juga Diretas
Baca: Indosat Ooredoo: Subdomain yang Diretas Sudah Lama Tidak Aktif