Konferensi Pelabuhan di Bali, PT PP dan BNI Incar Peluang Bisnis Menggiurkan
Dua BUMN besar Indonesia, PT PP dan BNI 46 mencoba menyasar peluang berbeda di ajang yang mempertemukan lebih dari 1.000 pelaku industri pelabuhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluang bisnis dalam gelaran International Association of Port and Harbor Conferences (IAPH) tidak disia-siakan oleh para pelaku usaha Indonesia.
Dua BUMN besar Indonesia, PT PP dan BNI mencoba menyasar peluang berbeda di ajang yang mempertemukan lebih dari 1.000 pelaku industri pelabuhan dari 35 negara di dunia.
“Event ini sangat penting karena seluruh pelabuhan di dunia hadir. Melalui event ini kami ingin memperkenalkan PT PP tidak hanya sebagai kontraktor tetapi juga investor,” ujar Direktur Operasional PT PP, M Toha Fauzi dalam pernyataannya, Kamis(11/5/2017).
PT PP menurut Toha saat ini sedang mengincar untuk melaksanakan proyek-proyek pembangunan pelabuhan besar.
Tak hanya dalam bentuk pembangunan tetapi juga dalam bentuk investasi seperti pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung.
“Melalui IAPH kami bisa mencari peluang dan kesempatan untuk bekerjasama tidak hanya dalam membangun project tetapi juga investasi terutama di sektor pelabuhan,” ungkap Toha.
“Sasaran pertama kami adalah ASEAN sesuai dengan visi kami menjadi perusahaan (kontraktor) yang terbaik di ASEAN,” tambahnya.
Berbeda dengan PP yang menyasar konstruksi dan investasi terhadap pelabuhan, BNI berupaya untuk menguatkan dukungannya terhadap industri maritim di Indonesia dengan meningkatkan pelayanan port service financing.
“Port Service Financing yang kami siapkan ini memberikan banyak manfaat, antara lain bagi Pelindo, akan ada ketepatan atau kepastian pembayaran oleh pengguna jasa pelabuhan. Adapun bagi para pengguna jasa kepelabuhan, layanan kami ini dapat memperlancar cash flow usaha,” ujar Corporate Secretary BNI, Kiryanto.
Port service financing yang dikembangkan BNI berupa skim pembiayaan kepada pengguna jasa kepelabuhanan di Pelindo I - IV yang diintegrasikan dengan sistem penerimaan jasa kepelabuhanan.
Port Service Financing tergolong baru di sektor layanan perbankan Indonesia.
Port Service Financing tersebut merupakan sekumpulan layanan lengkap yang diberikan kepada pengguna jasa kepelabuhanan, mulai dari penyaluran kredit hingga kemudahan dalam pembayaran atas penggunaan jasa-jasa kepelabuhanan di Indonesia.
“Beberapa kerjasama yang sudah dikembangkan antara BNI dengan Pelindo I - IV antara lain adalah layanan Billing Payment Host to Host, Autocollection, Port Service Financing, Autodebet Collection melalui BNIDirect, layanan Pembayaran ke Pihak Ketiga melalui BNIDirect, kemudian Pembayaran Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melalui BNIDirect, serta layanan Cash Pooling melalui BNIDirect,” Jelas Kiryanto.
Lebih lanjut Kiryanto memperkirakan sekitar 30%-40% market share keuangan untuk sektor industri pelabuhan telah berhasil dikuasai BNI dengan pendekatan tersebut.
Baik Kiryanto ataupun Toha melihat bahwa market share yang miliki sekarang bisa dilebarkan diawali melalui partisipasi di dalam ajang konferensi pelabuhan ini.
Hal tersebut karena mereka dipertemukan dengan berbagai pelaku Industri pelabuhan tidak hanya di ASEAN tetapi hampir di seluruh dunia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.