Menhub Dorong Pelabuhan Tingkatkan Volume dan Layanan Alternatif
Cara tersebut paling mudah untuk melakukan komparasi kinerja antar satu pelabuhan dengan yang lainnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa volume pelabuhan menjadi salah satu indikator utama kinerja.
Cara tersebut paling mudah untuk melakukan komparasi kinerja antar satu pelabuhan dengan yang lainnya.
“Pelabuhan suatu konektivitas, komparasinya dapat terlihat dari peningkatan volume,” ujar Budi Karya dalam pernyataan persnya saat menghadiri Konferensi Pelabuhan Dunia yang berlangsung di Bali, Selasa(16/5/2017).
“Jika pelabuhan dikatakan baik tetapi tidak ada peningkatan volume (itu) omong kosong,” lanjutnya.
Upaya peningkatan volume tersebut harus didorong dengan meningkatkan berbagai pelayanan pelabuhan seperti peningkatan keamanan, pelayanan kepada stakeholder.
Budi Karya juga menegaskan pentingnya meningkatkan pelayanan kepada shipping line dan produsen agar dapat meningkatkan volume.
“Ada shipping line dari perancis datang ke Pelindo II (IPC). Ini merupakan lompatan pelayanan priok kepada masyarakat,” ujarnya.
Budi Karya melihat kedatangan kapal tersebut sebagai kemampuan pelindo II untuk meningkatkan kualitas layanan Priok.
Lebih lanjut dia juga menerangkan perlunya pelabuhan membuat layanan alternatif agar shipping line asing semakin tertarik untuk datang.
Salah satu terobosan lain yang diapresiasi oleh menhub adalah water way yang dirancang oleh Pelindo II.
“Waterway merupakan proyek dari Pak Elvyn (Pelindo II), saya pikir ini proyek yang bagus. Membantu mengurai permasalahan (transportasi) di jalan darat karena kemacetan, sehingga memberikan alternatif kemacetan dengan jalan yang bagus. Kemenhub dan Kementerian PU akan mensupport secara bersama agar proyek berjalan,” kata Budi Karya.
Lebih lanjut Menhub menjelaskan aspek legal dari proyek waterway harus diperhatikan agar legitimasi proyek dapat diandalkan sehingga investor dapat mendapatkan return.
Aspek penting dari proyek tersebut adalah peningkatan pengiriman logistik yang jauh lebih cepat daripada menggunakan jalur di darat.
“Saya kesana kemarin cuma 30 menit, padahal kalau lewat darat bisa satu setengah hari. Bisa dibayangkan kalau biasanya satu setengah hari sekarang bisa lebih cepat. Jadi transportasi lain harus juga berkompetisi,”ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.