Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kehadiran Superblok Dinilai Bisa Jadi Solusi Kemacetan

pengembangan properti di Depok sudah sewajarnya memberikan dukungan untuk superblok sebagai solusi mengatasi kemacetan

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Kehadiran Superblok Dinilai Bisa Jadi Solusi Kemacetan
TRIBUN JABAR/DENI DENASWARA
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Direktur Marketing Pesona Square, Muchsin Alatas mengatakan, pengembangan properti di Depok sudah sewajarnya memberikan dukungan untuk superblok sebagai solusi mengatasi kemacetan.

"Konsep superblok biasanya mengintegrasikan hunian dan komersial dalam satu kawasan, sehingga penghuni tidak perlu ke luar kawaan untuk berkerja maupun memenuhi kebutuhan sehari-harinya," kata Muchsin saat dihubungi, Rabu (19/7/2017).

Menurut dia hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah kota Depok untuk membangun infrastruktur jalan seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk.

"Harus diakui kalau selama ini pertumbuhan kapasitas jalan di kota Depok masih kalah dengan pertumbuhan volume penduduk dan kendaraan. Sehingga kemacetan lalu lintas seringkali menghiasi kota Depok terutama di jalan-jalan utama seperti Juanda dan Margonda," ujar dia.

Muchsin mengatakan, apabila pembangunan tol Cinere-Jagorawi, tol Depok-Antasari dapat dirampungkan maka dapat mengurangi secara signifikan kemacetan di kota Depok, apalagi Pemkot Depok juga tengah menyiapkan sejumlah solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Depok.

Pemerintah Kota Depok berencana membangun flyover atau jalan layang tiga tingkat antara Margonda, Dewi Sartika dan Siliwangi (Markaswangi) sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kemacetan diwilayah tersebut.

Menurut Kepala Bapeda Kota Depok, Hardiono, saat ini pihaknya tengah menyelesaikan Detail Engineering Design (DED) diharapkan dapat segera dirampungkan untuk selanjutnya diserahkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mendapat dukungan.

Berita Rekomendasi

Hardiono memperkirakan anggaran untuk membangun jalan layang tersebut mencapai lebih dari Rp 1 triliun.

Menurut dia di Depok jalan utama yang berlintasan dengan rel KA adalah jalan Arif Rahman Hakim, jalan Dewi Sartika, dan jalan Raya Citayam.

Jalan Arif Rahman Hakim telah mengadopsi konsep persimpangan tidak sebidang melalui pembangunan jalan layang di tahun 2006. Pemerintah Kota Depok saat ini sedang menyiapkan perencanaan untuk membangun jalan layang di Jl Dewi Sartika, ujar dia.

Jalan layang bertingkat ini diproyeksikan dapat mengurangi kemacetan pada simpang Margonda Siliwangi Kartini, menghilangkan persilangan dengan rel KA Jakarta-Bogor yang sekaligus meniadakan antrean kendaraan akibat buka atau tutup perlintasan KA, mengurangi kemacetan pada simpang Sengon (Nusantara Raya Sawangan Dewi Sartika Pitara), dan mengurangi kemacetan pada simpang Raya Sawangan Tanah Baru.

Karena itulah lanjut dia jalan layang yang pada tahun ini sedang disusun rencana detailnya dengan melibatkan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum diharapkan dapat menjadi jawaban untuk keamanan dan kenyamanan perjalanan melintasi jalur tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Jalan dan Lingkungan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Pemkot Depok, Hardiman mengatakan, untuk proses Detail Enggering Disain (DED) sendiri membutuhkan anggaran sebesar Rp 350 juta.

Hardiman juga mengutarakan, ada lima lokasi pembebasan lahan untuk proyek pelebaran jalan pada tahun ini, yakni Jalan Raya Cinere senilai Rp 10 miliar, Gang Nangka di Jalan Raya Bogor awalnya Rp 6,4 miliar kemudian ditambah Rp 20 miliar, Jalan Adi karya Rp 5,4 miliar, Jalan Raden Saleh Rp 6,4 miliar, dan Jalan Kemakmuran Rp 5,6 miliar.

"Memang butuh waktu yang panjang, kami menargetkan lima tahun akan selesai baik pembebasan lahan dan juga pembangunan fisiknya," jelas Hardiman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas