Laba Asuransi Umum Turun karena Ekonomi Lesu
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) misalnya, sepanjang semester I-2017 membukukan penurunan laba bersih 20,13% menjadi Rp 1,23 miliar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja perusahaan asuransi umum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melempem selama semester I-2017. Laba empat dari sembilan emiten asuransi umum yang telah merilis laporan keuangan turun secara year-on-year (yoy).
Penurunan laba tersebut lantaran pendapatan premi dan hasil investasi yang juga cenderung menurun. Ekonomi yang melesu berefek pada beban klaim meningkat.
PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) misalnya, sepanjang semester I-2017 membukukan penurunan laba bersih 20,13% menjadi Rp 1,23 miliar. Direktur Utama AHAP Sunyata Wangsadarma mengakui, tahun ini menjadi tahun terberat.
AHAP tidak memasang target agresif yakni sebesar Rp 10 miliar. "Tahun lalu berat, tapi tahun ini lebih berat lagi. Yang terpenting, tahun ini tidak rugi saja sudah lebih baik," ujar dia, kepada KONTAN, Jumat (28/7).
Saat ini portofolio bisnis AHAP sebesar 50% asuransi mobil, 30% asuransi properti, 15% asuransi kecelakaan diri, dan 5% asuransi marine cargo.
"Kontribusi terbesar masih dari asuransi kendaraan," ujar Sunyata. Padahal, pertumbuhan penjualan mobil juga cenderung lesu.
Asuransi properti
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk (ASDM) beda nasib. Meski pendapatan cenderung tumbuh tipis, perusahaan ini masih mampu membukukan pertumbuhan laba. Sepanjang semester I-2017, pendapatan ASDM tumbuh 7,6% menjadi Rp 94,95 miliar dengan laba bersih naik 8,96% jadi Rp 16,65 miliar.
Presiden Direktur Asuransi Dayin Mitra Dewi Mandrawan menjelaskan, premi asuransi properti menyumbang 50%. Sisanya dari asuransi aneka, rangka kapal, kendaraan, pengangkutan dan rekayasa.
"Produk asuransi properti masih positif meski penjualannya lesu, tapi kami optimistis di semester II bergairah," kata Dewi. ASDM menargetkan premi Rp 900 miliar hingga 2017. Target ini naik 9,12% dari perolehan 2016 yang sebesar Rp 824,75 miliar.
Reporter: Umi Kulsum