Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Indofood Buka Akses Pesantren, Latih Program Roti, Mie, dan Jajan Pasar

Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor makanan, Indofood memilih program pelatihan roti, mie

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Indofood Buka Akses Pesantren, Latih Program Roti, Mie, dan Jajan Pasar
Harian Warta Kota/Henry Lopulalan
Direktur PT Bogasari Flour Mills, Franciscus Welirang bersama perserta program lagi berlatih membuat roti di Bogasari, Jalan Raya Cilincing, Jakarta utara. Senin(1/8). Program yang di ikuti sekitar 21 orang dari 10 pesantren unlatih program buat mie, roti dan jajan pasar sebagai Perberdayaan Ekonomi Umat yang berlangsung selama 4 hari(1-4 Agustus). (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebagai tindak lanjut pertemuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Presiden Joko Widodo tentang Pemberdayaan Ekonomi Umat, maka PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari melakukan Pemberdayaan Ekonomi 10 pesantren dengan memberi pelatihan roti, mie, jajan pasar, dan memberikan aneka peralatan bakery dan mie.

Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor makanan, Indofood memilih program pelatihan roti, mie, dan jajan pasar selama 4 hari (1-4 Agustus 2017), sehingga peserta dapat segera bisa menerapkan ilmu yang didapat dan berbisnis dengan masyarakat sekitar.

Program diikuti oleh sekitar 21 orang dari 10 pesantren, antara lain Pondok Pesantren (Ponpes) As’syafyiyah Majalengka,  Raudhotul Thalibin Pandeglang; Muslimat NU Jakut; Nawawi Tanara Serang; Al-Quran Bogor; As-syafiiyah Pondok Gede Jakarta; Jakarta Islamic Center (JIC); Al-Wathoniyah Asshodriyah Jakarta; dan Darul’Izzah, Cengkareng; dan Pesantren Assidiqi Jember.

Indofood akan melanjutkan program pelatihan roti, mie, dan jajan pasar ini dengan pemberian peralatan dan unit usaha bakery, sehingga para peserta bisa siap berproduksi dan berjualan.

Sebelumnya, Indofood pernah membina beberapa pesantren terkait program pemberdayaan ekonomi umat ini, di antaranya Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Al-Khairat Palu, Pesantren As’syafiyah Majalengka, Pesantren Pati, dan Pesantren Inggris Puspita Bogor.

Sebagian besar peserta pesantren yang pernah dilatih tersebut masih menjalankan usaha roti, mie, atau kue hingga sekarang. Ke depannya, ada beberapa pesantren lagi yang ditargetkan untuk dilatih usaha roti dan mie, di antaranya Pesantren Al-Masturiyah Sukabumi .

Sistem TI untuk Basmalah Mart

Berita Rekomendasi

Selain program pelatihan roti dan mie, Indofood juga tengah memberikan program teknologi informasi (TI) dan network untuk Basmalah Mart, yaitu rangkaian minimarket yang dimiliki Ponpes Sidogiri Pasuruan beserta santri alumni-alumni pesantrennya.

Indofood menerapkan sistem TI dengan aplikasi Point of Sales (POS) untuk mengontrol penjualan di toko, penyimpanan di gudang, laporan akuntansi, dan mengatur administrasi lebih dari 100 outlet Basmalah Mart yang telah beroperasi di Jawa Timur, Madura, dan Kalimantan Barat.  

Dengan adanya sistem IT terpadu ini, Basmalah Mart bisa memperoleh tambahan pendapatan dari aneka pembayaran listrik, pulsa, TV kabel, internet, pulsa telepon, cicilan motor, rumah, penjualan tiket kereta api, pesawat, remittance, dan transfer dana. Pembayaran aneka rekening tersebut, bisa diintegrasikan dengan e-mal (e-money Basmalah).

Dengan demikian, ada keseragaman harga dan keseragaman cetak pajak dari toko yang satu ke toko yang lain. Basmalah Mart bahkan telah memiliki jaringan suplai barang bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, antara lain PT Indomarco Adi Prima, PT Nestle Indonesia, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Wings, dan lain-lain.

Selain itu, Indofood juga turut membantu pelatihan sumber daya manusia (SDM) di Basmalah Mart. Ditargetkan, Basmalah Mart akan memiliki lebih dari 500 outlet dalam beberapa tahun ke depan.

Mengingat ada sekitar 34.000 pesantren di seluruh Indonesia dengan ±19.000.000 santri, maka Franciscus Welirang sangat menekankan pentingnya akses lapangan pekerjaan formal bagi para santri tersebut.

Jadi, perusahaan swasta dan pemerintah harus mau menerima lulusan Madrasah (MI, MTsn, dan MA) dan pesantren sebagai pekerjanya. Dalam persyaratan kerja, “kata SD/SMP/ SMA dan sederajat” harus diperjelas dengan ditambahkan “lulusan MI, MTsn, dan MA)”.

Kepala divisi sosial budaya  Badan manajemen pusat pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) Chaerullah  mengatakan bahwa angka kemiskinan di lapisan masyarakat bawah semakin bertambah.

Dan indeks gini ratio juga makin bertambah. Untuk itu perlu ada terobosan terobosan dalam hal pemberdayaan ekonomi kreatif.

"Dan kita tahu ada sekitar 19 juta santri dan tidak mungkin semuanya menjadi dai. Pastinya harus ada kegiatan ekonomi untuk melanjutkan hidup. Kami sangat apresiasi dan sambut baik kepedulian bogasari untuk melakukan pemberdayaan ekonomi yang dikerjasamakan dengan MUI dan JIC," kata Chaerullah.

sdh terlatih dan memiliki kurikulum, terbukti memiliiiiki bbc di 17 kota dan total ada 20 bbc di indonesia yg sdh melatih dan menghasilkan ribuan pengusaha ukm berbasis terigu. Kami sdh melihat pasar terigu bogasari yh terus bertumbuh dsn kami berharap pertumbuhan yb sama lahit di.pesantren pesantren

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas