GIIAS 2017 Bakal Jadi Ajang Pertarungan Pasar Low MPV
Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention Exibhition (ICE) bakal keras
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada tanggal 10-20 Agustus 2017, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, bakal keras.
Gelaran mobil tahunan termegah di Indonesia ini akan semakin seru dan panas dengan kehadiran para pemain baru yang diusung oleh para prinsipal melalui para agen pemegang merek (APM) di Indonesia. Mereka akan berupaya mencuri ceruk pasar yang tersisa maupun yang sudah digenggam oleh para pesaingnya.
Upaya memenangkan sudah menjadi kata mati. Perang adalah jalan terbaik untuk bisa menggeser pesaing di pasar. Semua APM berusaha membawa jagoannya ke pasar untuk bermain di semua kelas dan model, termasuk para pemain di kelas multy purpose vehicle bawah (low MVP), yang selama ini dikenal paling laris dan keras persaingannya.
Menurut data volume penjualan jenis low MPV ini mencapai 310 ribuan unit atau sekitar 41,2 persen dari total pangsa pasar otomotif nasdional yang ada. Kendaraan yang bermain di level harga Rp 150 juta – Rp 200 juta ini dipoles sedemikian rupa agar memikat konsumen. Semua APM punya jenis ini sebagai jagoan.
Toyota dengan Avanza, Daihatsu dengan Xenia, Suzuki dengan Ertiga, Mitsubishi awalnya dengan Maven kini dengan Expander, Honda dengan Mobilio, dan Nissan dengan Evalia. Ini hanya beberapa contoh pemain low MPV dari masing-masing merek.
Kabar yang teranyar dan tidak hanya membawa produk adalah Wuling. Pabrikan mobil China ini bukan hanya sekadar impor kendaraan low MPV dalam kadaan utuh atau semi utuh, tetapi juga memproduksi di dalam negeri. Ratusan miliar bahkan triliunan rupiah digelontorkan untuk mendirikan pabriknya di Karawang, Jawa Barat.
Namun dalam kenyataan di pasar, semua merek itu ternyata tak sepenuhnya bisa bertahan di pasar dengan kondisi prima. Berbagai produk itu datang silih berganti, apakah itu Toyota, Suzuki, Daihatsu, maupun Honda dan Nissan, serta Mitsubishi, namun semuanya tak bisa bertahan lama. Beberapa merek mencoba mengubah perwajahan bentuk mobilnya, namun tak direspon dengan cepat oleh pasar.
Fakta yang ada hanya beberapa yang bertahan, khususnya Toyota, Daihatsu, dan Suzuki dengan merek abadinya Avanza, Xenia, dan Ertiga. Selebihnya tenggelam. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir Toyota dan Xenia tetap diurutan pertama dan kedua, sedangkan Ertiga datang silih berganti posisinya.
Posisi Toyota Avanza maupun Daihatsu Xenia sejak 10 hingga lima tahun terakhir tetap menguasai pangsa teratas dan kedua di Indonesia. Berbagai penawaran dan isu diusung oleh Ertiga, Livina, Mobilio, maupun maven untuk menyatakan mereka yang terbaik, terlincah, dan teririt di kelasnya. Namun pada kenyataannya tetap saja tumbang. Mereka berada jauh di bawah dua merek tersebut, yakni Avanza dan Xenia yang hingga kini tetap menjadi primadona di kelas low MPV.
Dalam fakta dan data merek Avanza di kelas kendaraan multi guna tetap yang yang teratas, disusul oleh xenia dan ertiga, baru kemudian Livina. Meskipun pada tahun 2012 ertiga sempat menggeser Avanza dan Xenia dalam volume penjualan, namun itu hanya terjadi dalam beberapa bulan. Selanjutnya mudah ditebak kembali melorot di urutan ketiga tertinggal dari Toyota Avanza maupun Xenia. Semua fakta ini terkonfirmasi dari data pasar yang dilansir oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Data Gaikindo menunjukkan sejak tahun 2010 hingga 2017, Avanza tetap yang teratas dalam penjualan otomotif jenis low MPV. Setiap bulan kendaraan produksi usaha patungan Jepang-Indonesia tercatat mampu menjual rata-rata setiap bulannya mencapai 10.000-an unit. Baru disusul Xenia 3.000-an unit, Suzuki Ertiga 2.800-an unit, Nissan Livina, dan Honda.
Pertumbuhan yang terus terjaga dan berada di posisi teratas dalam segmen maupun pangsa pasar membuat para pesaing frustasi. Asumsi iu tergambar dari upaya mereka berkali-kali mencoba menekuk Avanza maupun Xenia di pasar dengan berbagai cara, mulai dari diskon, layanan servis, serta perubahan wajah.
Akan tetapi strategi itu sepertinya tak banyak membantu. Bahkan beberapa merek tanpa disadarai perlahan tetapi pasti malah tergerus dan pada akhirnya hilang. Mitsubishi Maven, Suzuki APV, serta Livina dan Mobilio merupakan contoh beberapa merek yang tertekan.
Meskipun segudang upaya telah dilakukan tak juga datang ke permukaan. Kabar terakhir Mitsubishi akan mengusung jagoan baru di kelas low MPV yang lebih macho dan kokoh. Tujuannya jelas dan pasti, yakni upaya keras untuk membunuh Avanza meski itu masih sebatas kabar.
Sudah beberapa kali model ini ditawarkan ke public melalui berbagai ajan, termasuk ajang Indonesia International Motor Show, di Kemayoran, Jakarta Pusat April lalu, namun respons kuat di pasar belum terlihat jelas. Hal itu sangat mungkin belum terlihat karena produk ini memang belum dilepas dan dibanderol harga secara pasti, sehingga masih menimbulkan tanda besar sekuat apa jika betul-betul lepas.
Namun lepas dari asumsi dan rencana dari pesaing itu masuk ke pasar, namun banyak hal yang membuat Avanza atau Xenia mampu bertahan cukup lama di pasar hingga kini. Pertama, kendaraan ini mampu menepis pameo sebagai kendaraan barang pasca hilangnya kendaraan tak bermoncong dan bermesin di bawah bangku sopir (penumpang di dalam kabin menjadi panas).
Kehadiran mobil ini dinilai lebih murah, lebih terkesan kendaraan penumpang, yang memiliki kapasitas tujuh tempat duduk. Daya angkut dengan kapasitas family ini membuat respon pasar langsung kuat sejak hadir di sekitar tahun 2004.
Kedua, kendaraan ini lebih mudah untuk dipelihara, dan lebih murah biaya pemeliharaannya karena dukungan bengkel resmi yang banyak dan lebih friendly mekanik, sehingga bisa dilakukan dimana saja jika dalam kondisi darurat dimanapun kendaraan ini bermasalah. Yang terpenting lagi adalah dukungan merek yang kuat.
Menurut Wakil Presiden PT TAM, Henry Tanoto kehadiran model baru dari merek lain di segmen Low MPV harus dilihat dari sisi positifnya. "Setiap merek dipacu untuk menghadapi persaingan sehat. Sehingga, produk berkualitas dengan harga yang terjangkau harus kita tawarkan. Konsumen sendiri akan mendapatkan pilihan beragam," kata Henry kepada wartawan beberapa waktu lalu di Jakarta.
Bagi Toyota sendir menurut tidak terlalu khawatir dengan dengan semakin banyaknya pemain baru yang masuk ke segmen Low MPV, dikarenakan Toyota dengan model Avanza- sudah lama dikenal dengan baik oleh masyarakat, pasar segmen tersebut dan terus berkembang.
Direktur Marketing 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Dony Saputra mengatakan bahwa market di segmen Low MPV akan semakin luas dengan kehadiran produk-produk baru. Ia pun optimistis Ertiga memiliki konsumen loyal yang sudah terbentuk sejak lama. "Suzuki Ertiga tetap menjadi back bone penjualan kami," kata Dony belum lama ini.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan kehadiran produk-produk LMPV berharga murah justru menguntungkan konsumen. "Artinya konsumen memiliki pilihan lebih banyak lagi," ujarnya.
Menurut Suryo Toyota memiliki pengalaman yang baik dalam menyambut kompetitor-kompetitor Toyota Avanza---. Honda Mobilio dan Suzuki Ertiga. Munculnya kompetitor tidak lantas membuat penjualan Avanza anjlok. "Penjualan Avanza (kini) cukup stabil di kisaran 11 ribu unit," katanya.