Bahana Menargetkan Penyaluran Pembiayaan Ultra Mikro Mencapai Rp 500 M Akhir 2017
BAV telah menyalurkan program pembiayaan UMi melalui lembaga keuangan mikro dengan pilot project menggunakan Koperasi Mitra Dhuafa
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Upaya menggenjot perekonomian terus dilakukan oleh pemerintah, terutama dengan mengangkat gairah masyarakat menengah- kecil untuk berusaha dan berbelanja karena pemerintah menyadari salah satu pilar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terbesar berasal dari konsumsi masyarakat.
Demi memullihkan daya beli masyarakat bawah, pemerintah baru saja menggelar pembiayaan bagi usaha ultra mikro (UMI) yang digelar oleh kementerian keuangan bersama kementerian sosial, kementerian koperasi dan UKM, kementerian kelautan dan perikanan serta kementerian komunikasi dan Informatika.
Program pemerintah ini akan disalurkan oleh Bahana Artha Ventura atau yang disingkat dengan BAV, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani atau yang disingkat PNM.
''Kami hadir untuk memberikan pendampingan kepada usaha mikro yang layak mendapatkan pembiayaan ini, untuk memastikan bahwa dana yang digulirkan oleh pemerintah ini benar-benar dipakai untuk mengembangkan usaha mikro, sehingga tidak hanya tergantung pada bantuan sosial saja, tapi diharapkan dengan pembiayaan yang diberikan ini, pelaku usaha mikro bisa semakin mandiri, '' kata Direktur Utama Bahana Artha Ventura Supomo dalam rilisnya, Jumat (18/8/2017).
BAV telah menyalurkan program pembiayaan UMi melalui lembaga keuangan mikro dengan pilot project menggunakan Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) sebesar Rp 50 miliar, yang disalurkan kepada sekitar 25.000 nasabah mikro binaan KOMIDA.
Pembiayaan ini diberikan kepada kelompok-kelompok usaha atau perorangan yang telah memiliki usaha atau akan memulai usaha dengan plafond maksimal Rp 10 juta, dengan tenor selama 50 minggu.
Saat ini pembiayaan tersebut telah dipakai untuk mengembangkan usaha diantaranya warung, usaha kerajinan, pertanian dan perkebunan, juga usaha dibidang makanan.
Untuk memastikan pembiayaan ini tidak macet, maka setiap kelompok usaha harus melaporkan perkembangan usaha mereka setiap minggunya kepada lembaga keuangan mikro yang ditunjuk untuk menyalurkan pembiayaan tersebut, disinilah BAV memberikan pendampingan kepada pelaku usaha ultra mikro.
Dengan jaringan BAV yang saat ini sudah tersebar di 27 propinsi, anak usaha Bahana Pembina Usaha Indonesia ini menargetkan akan memberikan pembiayaan hingga Rp 500 miliar hingga akhir tahun ini.
Hingga akhir Agustus, BAV akan menberikan pembiayaan kepada koperasi UGT Sidogiri sebesar Rp 50 miliar dan kepada koperasi Abdi Kerta Rahardja sebesar Rp 10 miliar, dengan total nasabah mencapai sekitar 60.000 pelaku usaha.
Pembiayaan Alat Angkut
Melalui program yang ada di kementerian sosial yakni program penanggulangan kemiskinan dengan Program Keluarga Harapan (PKH) dan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) e-warong, BAV juga turut berperan aktif dengan memberikan bantuan pembiayaan alat angkut.
Sesuai dengan namanya warung, usaha ini menjual berbagai kebutuhan bahan-bahan pokok, yang dijual dengan harga murah karena semua barang pokok yang dijual untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi rakyat yang mendapatkan bantuan pemerintah melalui PKH.
Biasanya satu KUBE beranggotakan sekitar 1000 orang, dengan jarak rumah antar anggotanya tentu tidak semua berdekatan, sehingga demi melancarkan distribusi barang kepada para anggotanya, BAV menyediakan pembiayaan bagi KUBE yang membutuhkan alat angkut roda tiga. Bahkan dengan adanya alat angkut ini, KUBE bisa langsung jemput bola ke rumah para anggotanya.
Diperkirakan akan ada sekitar 1.182 KUBE yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total KUBE yang sudah