Kemenhub Akan Batasi Jumlah Sekolah Penerbangan
"Jangan bikin sekolah sembarangan, sekolahnya akan kita kurangi, jumlahnya akan kita batasi"
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan membatasi sekolah penerbangan di Indonesia.
Jumlah sekolah penerbangan yang ada sekarang pun akan dikurangi.
Hal tersebut mengingat banyaknya pilot lulusan sekolah penerbangan yang justru menganggur sehingga sekolah penerbangan harus dievaluasi.
"Jangan bikin sekolah sembarangan, sekolahnya akan kita kurangi, jumlahnya akan kita batasi," ungkap Budi Karya Sumadi saat ditemui di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (8/9/2017).
Sekolah-sekolah penerbangan yang sudah ada pun akan ditingkatkan sistem pembelajarannya baik dalam sarana dan prasarananya.
Budi mencontohkan misalnya di satu sekolah penerbangan jangan hanya mempunyai satu pesawat sebagai alat pembelajaran agar jumlah latihan tidak terbatas.
"Intinya outputnya harus dibatasi, dan disertai dengan kualifikasi dan sarana prasarana sekolah itu sendiri. Katakanlah jumlah pesawat latihannya jangan cuma 1 dong, minimal punya 4 gitu. Kalau 1 berarti kan jumlah latihan mereka terbatas," papar Budi Karya Sumadi.
Baca: Banyak Pilot Nganggur, Ini yang Dilakukan Kemenhub
Pengurangan sekolah penerbangan itu bukan dengan sistem penutupan sekolah, Budi menjelaskan nanti sekolah-sekolah tersebut akan digabungkan seperti 3 sekolah menjadi 1 sekolah.
"Jadi saya kalau memang susah untuk dihapuskan dimerger saja 20 jadi 10 tapi merger, ada yang 2 jadi 1, ada yang 3 jadi 1," ungkap Budi Karya.
Baca: Lippo Berharap Ombudsman Bantu Jelaskan Status Meikarta Agar Tak Simpang-siur
Lebih lanjut Budi Karya menuturkan rencana tersebut diharapkan dapat membantu mewujudkan mimpi para siswa yang ingin menjadi pilot.
"Pendidikan ini kita akan bersama sama dengan airline dengan semuanya, karena masa iya sih orangtuanya udah ngarepin jadi pilot tiba-tiba enggak kerja kan kasian," tukas Budi Karya.