Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Evaluasi Pengalihan Terminal Peti Kemas, ALFI Apresiasi Upaya Kontigensi dari Kemenhub

Upaya kontigensi itu terbukti memperlancar arus layanan peti kemas tanpa terganggu mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja JICT

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Evaluasi Pengalihan Terminal Peti Kemas, ALFI Apresiasi Upaya Kontigensi dari Kemenhub
KOMPAS IMAGES
Ilustrasi peti kemas 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengapresiasi upaya kontigensi (contingency plan) dari Kementerian Perhubungan, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, TPK Koja, NPCT 1, Pelabuhan Jakarta dalam rangka pengalihan layanan terminal petikemas menyusul terjadinya aksi mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja PT JICT.

Upaya kontigensi itu terbukti memperlancar arus layanan peti kemas tanpa terganggu mogok kerja yang dilakukan serikat pekerja JICT.

“Sejauh ini, berdasarkan evaluasi dari kami, pengalihan layanan terminal petikemas dari JICT ke Terminal Petikemas (TPK) Koja, NPCT 1, dan Pelabuhan Jakarta berjalan lancar, tanpa terkendala. Kami mengapresiasi upaya kontigensi dari semua pihak terutama Kemenhub,” ujar Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi kepada wartawan di Jakarta, Senin (11/9/2017).

Dia menilai perhatian utama dari para pengusaha logistik dan forwarder adalah kelancaran layanan petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok sehingga wajar jika pihaknya memberikan apresiasi kepada Kemenhub, Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok dan Kantor Syahbandar Pelabuhan Utama Tanjung Priok, beserta terminal petikemas yang menjadi pengalihan yakni Terminal Petikemas (TPK) Koja, NPCT 1, Pelabuhan Jakarta.

Baca: Terima Limpahan Kapal Peti Kemas JICT, TPK Koja Utamakan Kepentingan Perekonomian Nasional

Menurut dia, semua pihak yang terlibat tersebut telah menunjukkan upaya ekstra guna mendukung kelancaran arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Berdasarkan evaluasi kami, sekitar 20shipping lines (ocean going) beralih dari JICT ke Terminal Petikemas (TPK) Koja, NPCT 1, dan Pelabuhan Jakarta. Dan sekarang jika ada shipping lines yang tidak kembali ke JICT, itu pilihan mereka terkait pelayanan dan kepastian tidak adanya konflik,” katanya.

Berita Rekomendasi

Dia juga menyinggung konflik antara serikat pekerja JICT dan manajemen JICT yang masih berlangsung.

“Kami juga mendengar adanya saling lapor antara kedua pihak tersebut. Itu masalah internal mereka,” tuturnya.

Yukki hanya menggarisbawahi, kekhawatiran berbagai pihak tentang dampak dari mogok kerja pekerja JICT akan mengganggu proses bongkar muat petikemas dan mempengaruhi arus ekspor-impor tidak terjadi.

Sejak awal Agustus hingga saat ini, proses bongkar muat di terminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok berjalan lancar.

Baca: Terlalu Besar, Matrejo Nyerah Jaga Rumah Tersangka Pungli Terminal Peti Kemas Palaran

“Kami juga terus memonitor kondisi dan memberikan masukan, baik di pelabuhan maupun di sekitarnya, misalnya kondisi kemacetan jalan di luar pelabuhan, bagaimana solusinya,” ucap Yukki.

Dia berharap kelancaran arus bongkar muat di terminal petikemas dapat dipertahankan mengingat traffic akan meningkat menjelang akhir tahun.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas