Banyak Orang Mampu dan Pedagang Nonmikro Beli Tabus Gas 3 Kg
Banyaknya orang mampu membeli Elpiji 3kg, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas melon tersebut di masyarakat. Akibat salah sasaran tersebut, keluarga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya orang mampu membeli Elpiji 3 kg, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas melon tersebut di masyarakat.
Akibat salah sasaran tersebut, keluarga masyarakat miskin yang membutuhkan dan berhak atas subsidi, justru sulit mendapatkan.
“Harusnya Elipiji 3 kilogram untuk masyarakat kurang mampu. Tetapi, banyak juga dipakai golongan usaha dan masyarakat yang tidak berhak. Ini mungkin penyebab gas menjadi langka,” kata Wagub Sumbar Nasrul Abit di Padang, Selasa (26/9/2017).
Baca: Patah Hati, Arslan Bunuh Diri Menggunakan Gigitan Ular Mamba Hitam
Selain keluarga mampu, Nasrul juga menduga, bahwa banyak pedagang di luar usaha mikro, yang membeli gas melon, termasuk mengalihkan ke daerah lain. Pembelian oleh pedagang tersebut, menurut Nasrul, adakah untuk mendapatkan keuntungan hingga terjadi kelangkaan LPG pada daerah pemilik kuota.
“Dugaan-dugaan ini tentu perlu dibuktikan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumbar sudah saya perintahkan untuk berkordinasi dengan pihak terkait menyangkut hal ini,” kata dia.
Guna mengantisipas keadaan tersebut, Pemprov Sumbar melakukan beberapa upaya. Di antaranya, melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan gas melon. Selain itu, juga meminta kabupaten dan kota untuk ikut mengawasi penyelewengan alokasi penjualan Elpiji 3 kilogram, karena ada indikasi penyelewengan alokasi satu daerah ke daerah lain.
Baca: Wanita yang Tewas Tersetrum Diketahui Baru Pulang Antar Cucu ke Sekolah
Anggota DPRD Kabupaten Pasaman Yunelda Asra, juga menilai, penyaluran gas Elpiji 3kg di daerah tidak tepat sasaran. Pasalnya, gas tersebut banyak digunakan warga mampu sehingga menyebabkan masyarakat miskin sulit memperolehnya.
“Bisa dilihat di pangkalan-pangkalan Elpiji, rata-rata warga miskin hanya mampu beli satu tabung. Sedangkan warga mampu sekali beli minimal tiga. Ini yang menyebabkan cepat habis dan menjadi langka,” kata Anggota Yunelda, di Lubuk Sikaping, kemarin.
Yunelda mengatakan, banyaknya konsumen gas Elpiji bersubsidi dari keluarga mampu, sebenarnya sudah lama menjadi masalah.
Hal ini tentu disayangkan, karena mereka yang berasal dari golongan ekonomi mampu dan berpenghasilan tinggi, justru ikut menikmati gas bersubsidi ini.
“Jika sudah demikian, maka gas Elpiji tiga kilogram langka dan harganya juga menjadi mahal,” katanya.
Baca: Megawati Dapat Gelar Doktor Honoris Causa Dari Universitas Negeri Padang