Taksi Express Jual Aset dan PHK Pegawai Gara-gara Pendapatan Anjlok
Operator taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menyatakan berencana menjual sejumlah aset, yakni tanah dan rumah toko
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operator taksi PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) menyatakan berencana menjual sejumlah aset, yakni tanah dan rumah toko (ruko). Selain itu, Express juga menyatakan telah melakukan pemutusan hubungan kerja ( PHK) terhadap 250 orang pegawai.
Hal tersebut diungkapkan operator taksi itu dalam surat jawaban atas pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kompas.com mengutip surat tersebut melalui keterbukaan informasi pada laman BEI, Rabu (4/10/2017).
"Perseroan melakukan pengkajian dan pemetaan kebutuhan karyawan dan tidak menutup kemungkinan adanya perubahan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)," tulis TAXI dalam surat yang ditandatangani oleh Corporate Secretary Megawati Affan.
Baca: Janda di Bekasi Meningkat Tajam, Anggawira Gagas Konseling Digital
Hingga Juni 2017, jumlah pegawai yang terdampak PHK mencapai 250 orang. TAXI menyebut, pengurangan karyawan ditujukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya.
Dalam surat itu, TAXI juga mengemukakan rencana penjualan aset tanah. Proses penjualan hingga saat ini masih berlangsung dan agen properti profesional telah ditunjuk guna membantu proses tersebut.
Di samping itu, TAXI juga bakal menjual 136 unit armada taksi. Pun 1 unit bus direncanakan juga bakal dijual.
Realisasi dana yang ditargetkan dari penjualan armada tersebut mencapai Rp 2,5 miliar pada periode ini. Adapun pada periode berikutnya, realisasi dana ditargetkan mencapai Rp 3,5 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk mengurangi kewajiban atau pembayaran utang jangka panjang perseroan. Dana tersebut juga digunakan untuk menunjang kegiatan usaha dan operasional TAXI.
Langkah-langkah tersebut dilakukan sejalan dengan upaya efisiensi. Pasalnya, pendapatan perseroan tercatat merosot.
Per Juni 2017, pendapatan TAXI tercatat hanya sebesar Rp 158,73 miliar. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar Rp 374,06 miliar.
TAXI menyatakan, capaian pendapatan yang menurun disebabkan rendahnya utilitas atau tingkat perolehan penumpang. Dari 9.700 armada taksi milik Express Group, tingkat perolehan penumpang hanya 45 persen dari sebelumnya 50-55 persen.
Menurut pihak TAXI, tingkat utilitas armada taksi mengalami penurunan karena adanya peralihan ke jasa transportasi berbasis aplikasi.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di Kompas.com, dengan judul: Pendapatan Merosot, Taksi Express Harus Jual Aset dan PHK Pegawai