Pemerintah Diminta Dukung Teknologi Kayu untuk Perumahan
Teknologi kayu olahan sistem knockdown dengan teknologi tahan rayap, tahan api, ramah lingkungan, dinilai bisa menjadi solusi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arsitek Senior dan pengamat tata kota Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan, sudah saatnya teknologi kayu mendapat tempat dalam lansekap kebijakan perumahan.
Teknologi kayu olahan sistem knockdown dengan teknologi tahan rayap, tahan api, ramah lingkungan, dinilai bisa menjadi solusi untuk mendorong percepatan akses rumah.
"Ketika mengaplikasikan model kayu dengan teknologi seperti itu, yang harus diperhatikan adalah jenis kayu yang akan digunakan, proses pembuatannya, sehingga bahan bisa lebih lebih awet dan tahan lama, idealnya bisa mencapai 20 tahun," ujar Nirwono, Kamis (12/10/2017).
Menurut Nirwono, menggunakan kayu sejatinya dari sisi harga bisa lebih murah atau terjangkau. Memang, jika menggunakan kayu konvensional dengan tanpa lapisan teknologi seperti dimiliki Songgority, harus dipilih kayu yang punya kekuatan tahan lama, tidak mudah lapuk.
"Tidak semua jenis kayu bisa diterapkan atau digunakan, kayu seperti apa paling ideal, tentu yang awet, tidak mudah lapuk. Kayu itu ada di sekitar kita, bahan lokal, di setiap daerah berbeda-beda," ucap Nirwono.
Ia juga memastikan, dari sisi biaya, untuk rancang bangun rumah dengan material kayu memang lebih murah. Tetapi, syaratnya antara lain konsep desain rumah knockdown dirancang dengan baik, mudah penerapan-pemasangan-perawatan.
Sehingga, kalau ada yang rusak atau lapuk penggantiannya juga mudah, tidak harus bongkar rumah, bahan tahan lama minimal tahan hingga 20 tahun.
Sayangnya, hingga saat ini, meski kayu punya potensi untuk dikembangkan lebih jauh sebagai bahan utama dalam membangun rumah, pemerintah masih setengah hati memberi dukungan.
"Peran pemerintah dalam masalah perumahan, regulasi belum memadai. Perlu ada regulasi terhadap penggunaan bahan lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti kayu, bambu, rotan, dan lain-lain," ujar Nirwono.
Salah satu perusahaan yang memiliki teknologi untuk meminimalkan backlog dan mendorong akses terhadap rumah yakni Songgoritty. Perusahaan ini menghadirkan teknologi tahan gempa, anti rayap, dan mudah dirakit.
Songgority memiliki keahlian di bidang manufaktur dan pembelian rumah untuk pasar flooring di Amerika Utara. Produk OEM di Brazil, Cina, Indonesia, India dan Malaysia.
Karena komponen rumah kayu yang direkayasa seperti dinding, pintu, atap dan lantai akan diproduksi sepenuhnya di pabrik dan disatukan di lokasi, memungkinkan membangun rumah dengan cepat, efisien dan dengan kualitas yang konsisten.
Kehadiran teknologi kayu tahan api, mudah dirakit, demi mendukung kebijakan pemerintah untuk memastikan kelompok berpenghasilan rendah, lebih mudah dalam mengakses rumah namun berkualitas.
Teknologi Songgoritty, juga diyakini mampu berkontribusi untuk memastikan keberlanjutan dari sektor perumahan.
Untuk itu, pemerintah perlu mendukung Songgority menyeting pabrik pembuat material bangunan tahan api pertama di dunia, termasuk material bangunan seperti, strand boards, chip boards, particleboards dan insulation boards.