Darmin Juga Keluhkan Harga Gas Industri Dalam Negeri Masih Mahal
"Saya kemarin tanya ke Jonan (Menteri ESDM) solusinya apa Sei Mangkei, boleh gak impor? Ya memang agak ironis kita ada gas."
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak hanya kalangan industri, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution juga mengeluhkan masih mahalnya harga gas industri di Indonesia.
Mahalnya harga gas industri mengurangi daya saing produk Indonesia.
Darmin menjelaskan, tingginya harga gas industri membuat para pengusaha merasa daya saingnya terhambat karena biaya produknya menjadi meningkat, sehingga diperlukan langkah evaluasi dari SKK Migas dan Kementerian ESDM dalam menciptakan harga gas yang wajar.
"Dari data yang ada memang gas ini sangat bervariasi, harganya tergantung waktu dia dieksploitasi, biayanya seperti apa dia keluarnya, apalagi berbeda-beda untuk marketing," tutur Darmin di komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (17/10/2017).
Menurut Darmin, langkah menurunkan gas industri telah dilakukannya dengan berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, dimana gas di Sei Mangkei pada waktu itu diharapkan turun.
Baca: Sampai September, Defisit APBN Melebar ke 2,03 Persen
"Kami sudah bahas panjang lebar, akhirnya hanya bisa turun dari 13,5 dolar AS jadi hanya 10 dolar AS, padahal diminta turun di bawah 9 dolar AS," papar Darmin.
Atas gas industri dari dalam negeri yang mahal tersebut, Darmin pun sempat bertanya kepada Kementerian ESDM terkait impor gas sebagai upaya menekan harga di dalam negeri.
"Saya kemarin tanya ke Jonan (Menteri ESDM) solusinya apa Sei Mangkei, boleh gak impor? Ya memang agak ironis kita ada gas. Jalau dia di atas (harga impor), ya impor saja," ucap Darmin.