Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT) menyebutkan, hingga 22 Oktober 2017 penerapaan transaksi non tunai di gardu tol secara nasional sudah mencapai 88 persen.

"Penetrasi penggunaan uang elektronik sudah 88 persen secara nasional per 22 Oktober 2017," ungkap Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna, saat menggelar konferensi pers di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (23/10/2017).

Penerapan 100 persen transaksi non tunai akan berlaku mulai 31 Oktober 2017 mendatang.

Herry menyebutkan, persentase penggunaan uang elektronik tertinggi di wilayah Jabodetabek, yakni 92 persen, non-Jabotabek 79 persen dan luar Jawa 74 persen.

Penggunaan transaksi non tunai juga semakin meningkat sejalan dengan dihadirkannya program promosi transaksi non tunai seperti diskon harga kartu yang kini dijual di gerbang tol.

"Program diskon sudah berjalan seminnggu dan masih akan dilanjutkan hingga 31 Oktober," ungkap Herry.

Baca: Jonan: Indonesia Beli Gas dari Qatar Kalau Harga gas Dalam Negeri Lebih Mahal

Baca: Pelaku Pelecehan Anak, Sampai Orang yang Tak Punya Cukup Uang Dilarang Masuk AS

Herry menjelaskan gerakan non tunai  bertujuan mengurai kemacetan akobat lamanya transaksi di gerbang tol. Dia menghimbau masyarakat yang belum menggunakan uang elektronik untuk segera beralih.

Pra pengguna jalan tol juga diminta untuk memastikan isi saldo kartu sebelum masuk ke jalan tol agar tidak menimbulkan kemacetan di gardu tol karena harus mencari pengisian kartu.

"Selebihnya memang ada juga kebutuhan untuk  top up yang disediakan di rest area dan beberapa  gerbang dan juga dihimbau top up di minimarket, atm, ataupun e-banking masing-masing agar transaksi di gerbang tol cepat."