Lembaga Pembiayaan Takut Kredit Macet dari Pembelian Mobil
Ketua APPI Suwandi Wiratno menyebut upah pembeli mobil dinilai belum cukup untuk menyicil. Karena mereka kata Suwandi berasal dari pengguna motor.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembelian sepeda motor di 2016 mencapai 5,9 juta.
Padahal target penjualan dari industri mencapai 6,2 juta unit.
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai konsumen motor banyak yang beralih membeli mobil. Namun Suwandi khawatir pembeli mobil baru bisa menimbulkan tingkat Non Performing Loan (NPL/kredit macet) yang tinggi.
Ketua APPI Suwandi Wiratno menyebut upah pembeli mobil dinilai belum cukup untuk menyicil. Karena mereka kata Suwandi berasal dari pengguna motor.
"Income pembeli mobil mereka berapa, harus naik income tujuh kali lipat dari sebelumnya beli motor apa mungkin," ujar Suwandi di Indonesia Multifinance Consumer Choice Award 2017, Jakarta, Selasa (31/10/2017).
Suwandi mengingatkan jangan sampai sembarangan memberikan diskon pembiayaan. Pasalnya hal itu memberatkan nasabah saat membayar cicilan mobil.
Baca: BJBR Terbitkan Obligasi dan Obligasi Subordinasi Tahap I Sebesar 2,5T
"Diskon-diskon dianggap sebagai uang muka. Hati-hati diskon besar-besaran terhadap NPL," jelas Suwandi.
Suwandi pun mengimbau lembaga pembiayaan harus bisa memiliki portfolio yang baik. Salah satu caranya mencegah level NPL kata Suwandi bisa meningkat tajam.
"Harapan saya pertumbuhan porfolio pembiayaan NPL lebih baik, kualitas kita jaga," ungkap Suwandi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.