Menperin: Ritel Harus Bisa Beradaptasi dengan Selera Pasar Agak Tak Tumbang
"Kalau kami kemarin ke daerah, banyak industri ritel (masih berdiri). Jadi tergantung product mix-nya juga. Apa yang sesuai dengan market."
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunenws.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tumbangnya jaringan industri ritel besar akhir-akhir ini akibat persaingan ketat dan bisnis e-dagang membuat pelaku industri harus memutar otak untuk bisa bertahan.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pelaku industri ritel harus bisa memenuhi perubahan tren pasar, terutama dari sisi produk atau barang yang dijual.
Selama product mix-nya tepat, industri ritel tetap akan bisa bertahan.
"Kalau kami kemarin ke daerah, banyak industri ritel (masih berdiri). Jadi tergantung product mix-nya juga. Apa yang sesuai dengan market. Kita lihat juga beberapa mal di Jakarta atau di daerah, kalau product mix tepat sesuai dengan konsumen, itu cukup bagus," ujar Airlangga saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (6/11/2017).
Airlangga menambahkan, rontoknya industri ritel juga tidak selalu karena peralihan pola konsumsi ke e-dagang.
"Tidak semua dari e-dagang (e-commerce), karena barang yang dijual di e-commerce rata-rta di bawah 1 juta," tambahnya.
Baca: Ada Konten Negatif, Kominfo Gusar Whatsapp Terkesan Lepas Tangan
Airlangga mengatakan, pemerintah akan terus memantau perkembangan di pasar. Pemerintah akan turun tangan apabila muncul kegaduhan sistematis di pasar.
Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Franciscus Welirang, mengungkapkan pengusaha ritel harus mampu menentukan segmentasi pasar daripada produknya.
"Jadi market-nya didefinisikan. Itu ada hal-hal yang sebetulnya ada perubahan pasar. Jadi para pengusaha itu tadi dikatakan, seharusnya memperhatikan segmen-segmennya dan memastikan segmennya," katanya.