Bisnis H&M Rontok, Ini Alasannya
Bisnis Hennes & Mauritz AB anjlok. Produsen pakaian dengan merek H&M ini melaporkan penurunan pendapatan terbesar dalam satu dasawarsa
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, STOCKHOLM - Bisnis Hennes & Mauritz AB anjlok. Produsen pakaian dengan merek H&M ini melaporkan penurunan pendapatan terbesar dalam satu dasawarsa, karena konsumen mulai beralih berbelanja secara online dibandingkan ke toko ritel.
H&M yang berasal dari Swedia ini mencatat penjualan di luar pajak pertambahan nilai turun 4% menjadi 50,4 miliar kronor atau setara dengan US$ 6 miliar di November 2017. Bloomberg (15/12) melaporkan, dalam 10 tahun terakhir penjualan H&M turun dalam tiga kuartal berturut.
Kondisi ini membuat harga saham H&M turun 16% di akhir pekan lalu. Ini adalah penurunan intraday paling curam sejak Maret tahun 2011. "Ini catatan terburuk dalam kinerja kuartalan H&M," kata Cedric Lecasbla, analis di Raymond James.
Selanjutnya, H&M berencana berjualan secara online di 43 pasar pada akhir tahun ini. H&M akan membentuk perjanjian kerjasama dengan perusahaan e-commerce China, Alibaba Group Holding Ltd.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Pembeli pindah ke online, bisnis H&M anjlok