Dirut PT Railink Dorong Pengguna Kereta Bandara Bertransaksi “Cashless”
Transaksi pembelian tiket kereta bandara dipermudah dengan pembelian secara online.
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama PT Railink, Heru Kuswanto sebagai pengelola kereta bandara yang beroperasi dari Stasiun Sudirman Baru ke dan dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta mengimbau kepada calon penumpang bahwa transaksi pembelian tiket tidak bisa menggunakan uang tunai.
Ia menegaskan sistem pembelian tiket untuk kereta bandara menggunakan sistem ‘cashless’ yaitu menggunakan alat pembayaran seperti kartu debet, kartu kredit, dan kartu e-money yang bekerja sama dengan PT Railink.
“Memang melalui kereta bandara ini kita mendorong masyarakat untuk menggunakan sistem pembayaran yang’cashless’. Bisa menggunakan kartu debet, kredit, dan e-money.”
“Untuk e-money kami masih terus konfigurasi dengan beberapa bank yang mau bekerja sama dengan kami. Kami harap tanggal 2 Januari 2018 nanti semua konfigurasi sudah selesai,” ujar Heru saat ditemui di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta Pusat, Selasa (26/12/2017).
Heru mengatakan bahwa transaksi pembelian tiket kereta bandara dipermudah dengan pembelian secara online.
Caranya yaitu dengan mengunduh aplikasi PT Railink di smartphone.
Baca: Download Dulu Musik atau Video Jadi Cara Tekan Dampak Buruk Radiasi Ponsel
“Dengan aplikasi itu malah enak, jadi masyarakat tidak perlu antre, bisa minum kopi atau santai dulu di kantor sambil menunggu jadwal kereta berangkat.”
“Jadi kami mendorong masyarakat untuk menggunakan sistem online agar tidak menumpuk antrean, sehingga masyarakat tidak terlambat untuk menuju bandara,” tegasnya.
Pihak PT Railink resmi melakuka ujicoba kereta bandara dari Stasiun Sudirman Baru ke dan dari Stasiun Bandara Soekarno-Hatta sejak hari ini Selasa (26/12/2017) sampai 1 Januari 2018 dengan tarif Rp 30 ribu sekali perjalanan.
Sementara pembukaan secara resmi akan dilakukan 2 Januari 2018 dengan tarif Rp 70 ribu per sekali perjalanan.
“Kami membuka sesi uji coba agar masyarakat mengenal sistem yang kami terapkan di kereta bandara. Jadi bukan soal jumlah penumpang, ini juga sebagai sarana sosialisasi kami,” pungkasnya.