Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemendag Tetapkan Total Imbal Balik Pembelian Sukhoi Senilai 570 Juta Dollar AS

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyebutkan besaran nilai tukarnya adalah 570 juta dolar AS.

Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Kemendag Tetapkan Total Imbal Balik Pembelian Sukhoi Senilai 570 Juta Dollar AS
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pesawat Tempur Sukhoi (SU-27SKM) terparkir di hanggar Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (29/3/2017). Pesawat tempur yang ditugaskan melakukan pengawasan udara di wilayah NKRI khususnya di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II tersebut berjumlah 16 pesawat yang terdiri dari Sukhoi 27 SK dan Sukhoi 30 SK. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan telah menetapkan besaran nominal nilai tukar untuk pesawat Sukhoi dengan Pemerintah Rusia.

Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan menyebutkan besaran nilai tukarnya adalah 570 juta dolar AS.

"Kita menyusun imbal belinya, untuk kita 35 persen offset, tetapi 50 persennya perdagangan, bearti nilai 570 juta dollar AS," ungkap Oke di Kementerian Perindustrian, Senin (19/2/2018).

Baca: Korban Becakayu: Habis Mau Kerja Apalagi Kalau Bukan Ini

Dengan kesepakatan tersebut Indonesia maka Indonesia membeli Sukhoi seharga 570 juta dolar AS, dan Rusia harus melakukan pembelian dengan besaran yang sama untuk beberapa komoditas yang masih diduskusikan.

"Imbal beli kan artinya kita membeli mereka harus membeli, nah mereka harus membeli 570 juta dolar AS, apa saja komoditinya, kita sudah tawarkan komoditinya, dan itu yang akan diatur,"  ucap Oke.

BERITA REKOMENDASI

Oke menjelaskan barang yang ditawarkan kepada Rusia tidak hanya produk pertanian, komoditas lainnya pun ikut didiskusikan yang kuantitasnya mampu memenuhi kebutuhan ekspor.

"Kita sudah tawarkan komoditi ekspor kita supaya dibeli, tetapi kan kita melihat ‎kebutuhan mereka, mungkin dari beberap yang kita tawarkan mereka akan memilih," tutur Oke.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas