IFEX Ajang Pembuktian Industri Furnitur Go International
HIMKI berharap pameran ini dapat membuat pemerintah menghapus wacana ekspor kayu log dan bahan baku rotan yang dapat menggerus ekspor mebel
Penulis: Brian Priambudi
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia International Furniture Expo (IFEX) yang diselenggarakan di JIEXPO Kemayoran menjadi bukti industri furnitur mampu penuhi pasar internasional.
Acara tersebut digunakan sebagai medium atas sikap Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) terkait wacana ekspor kayu log dan bahan baku rotan.
"IFEX menjadi jendela yang menggambarkan pertumbuhan industri furnitur kita kepada buyers internasional, walau banyak kendala, kami yakin industri ini bisa berkembang," ujar Sekretaris Jendral HIMKI, Abdul Sobur, di hari terakhir pameran IFEX, Senin (12/3/2018).
HIMKI berharap pameran ini dapat membuat pemerintah menghapus wacana ekspor kayu log dan bahan baku rotan yang dapat menggerus ekspor mebel dan kerajinan serta merusak industri dalam negeri.
Selain itu pameran ini dapat meyakinkan buyers luar negeri bahwa furnitur Indonesia akan terus berkembang dan tumbuh.
Baca: Sejumlah Komedian Kawakan Nyatakan PaSKI dukung OK OCE, Sandiaga Uno pun Sumringah
Dihadiri oleh 500 pengusaha industri furnitur membuat buyers dan visitors dari luar negeri mendapatkan banyak informasi.
IFEX dianggap berhasil memberikan pandangan penting bagi buyers terkait industri furnitur dan kerajinan Indonesia, hal ini penting untuk pengembangan industri.
IFEX 2018 dianggap sukses dengan total pengunjung 8.476 dari 114 negara sejak resmi dibuka pada, Jum'at (9/3/2018) lalu.
Selama berlangsungnya pameran IFEX transaksi tercatat sejumlah US$ 350 juta dan follow up transaction sebanyak US$ 790 juta, dengan demikian terjadi peningkatan transaksi sebesar 14% dari pameran tahun lalu.
Kesuksesan dari pameran IFEX menjadi senjata bagi HIMKI untuk menolak secara tegas wacana ekspor kayu log dan bahan baku rotan.
Menurut Sobur ekspor tersebut menguntungkan industri luar negeri yang mendapatkan bahan mentah dengan harga murah dan menjual dengan harga tinggi.