BRILink Permudah Transaksi Perbankan Masyarakat
Keberadaan BRI Link yang tersebar di pelosok pedesaan telah banyak membantu masyarakat.
Editor: Content Writer
![BRILink Permudah Transaksi Perbankan Masyarakat](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bri_20180321_102329.jpg)
Keberadaan BRILink yang tersebar di pelosok pedesaan telah banyak membantu masyarakat. Nasabah tidak perlu jauh-jauh datang ke mesin ATM atau kantor bank untuk melakukan transaksi secara online.
Juminten (55) warga Desa Deyeng, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri salah satu nasabah BRI mengaku sangat terbantu dengan keberadaan BRILink di desanya. Selain dapat bertransaksi pada hari libur juga tidak perlu jauh-jauh datang ke kantor Unit BRI.
"Pelayanannya mudah tinggal nutul-nutul (pencet) sudah bisa setor atau mengambil uangnya," ungkap Juminten saat menarik uangnya di Kios Nanang Cell agen BRILink di Desa Deyeng, Selasa (20/3/2018).
Juminten merupakan keluarga petani yang tahun ini bertanam kacang panjang dan sayuran. Penjualan hasil tanamannya biasa dilakukan melalui transfer bank.
Desa Deyeng sendiri selain menjadi daerah kantong TKI di Kabupaten Kediri juga sentra ternak ayam dan penghasil telur. Masyarakat sudah familier bertransaksi lewat perbankan secara online.
Termasuk TKI dari luar negeri yang mengirimkan uangnya lewat transfer melalui BRI Link. Transfer dari TKI ini mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Nita (27) yang suaminya bekerja menjadi TKI di luar negeri mengaku sangat terbantu keberadaan BRILink yang tersebar di pedesaan.
"Kami semakin mudah mengecek kiriman dan mengambil uang," ungkapnya.
Sementara Nanang menjadi agen BRILink sejak awal 2015. Setiap hari rata-rata melayani 50 - 60 transaksi. "Kalau di tempat kami nasabah tak perlu antre, begitu datang langsung kami layani. Waktunya mulai pagi sampai malam," ungkapnya.
Malahan Nanang pernah mengaku melayani nasabah yang menjadi langganannya menarik uang pada tengah malam.
"Kebetulan ada warga desa yang butuh biaya untuk berobat sehingga meski jam 23.00 tetap kami layani," tambahnya.
Nasabah juga dapat melakukan transaksi dengan nilai terkecil sampai jutaan. "Ada nasabah setelah dicek saldonya tinggal Rp 70.000, sehingga hanya mengambil Rp 20.000," ungkapnya.
Sementara transaksi terbesar yang pernah dilayani mencapai Rp 70 juta. Namun nasabah yang mengambil uangnya harus memberitahu dahulu.
Sementara Agus Efendi agen BRILink di Ngadiluwih menyebutkan, meski ada kasus skiming tidak berpengaruh pada kepercayaan nasabah kepada BRI.
"Memang banyak yang bertanya, namun setelah kami jelaskan nasabah tetap percaya kepada BRI," ujarnya.
Malahan kasus skiming membuat transaksi di BRILink yang dikelolanya mengalami peningkatan.
"Banyak nasabah yang cek saldo, ganti pin dan, blokir saldo. Namun sekarang sudah normal lagi," ungkapnya.
Kejadian skiming juga tidak membuat kepercayaan masyarakat bertransaksi melalui BRILink berkurang. Apalagi ada tanggung jawab dari BRI bagi nasabah yang menjadi korban segera diganti.
Nasabah yang dilayani Agus mayoritas masyarakat kecil seperti penjual pentol, pedagang pasar dan petani. Sehingga transaksinya juga tidak begitu banyak.
"Rata-rata kami melayani sepuluh sampai belasan nasabah setiap hari," jelasnya.
Saat ini di Kediri telah tersebar agen BRILink di hampir semua desa. Jumlahnya mencapai 400 agen BRILink. Pengelola BRILink ini juga membuat paguyuban dengan kegiatan rutin melakukan pertemuan rutin setiap bulan.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.