Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jadi Subholding Gas, Danareksa Prediksi Laba PGN Bakal Melonjak

Bertambahnya jumlah aset yang dikelola PGN, hal tersebut otomatis meningkatkan potensi pendapatan perusahaan.

Editor: Sanusi
zoom-in Jadi Subholding Gas, Danareksa Prediksi Laba PGN Bakal Melonjak
dok PGN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Danareksa Sekuritas sebagai konsultan yang diminta pemerintah menyusun Buku Putih Pembentukan Holding BUMN Migas meramalkan kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN bakal meningkat dalam beberapa tahun ke depan.

Hal tersebut bisa terjadi setelah PGN resmi beroperasi penuh sebagai ujung tombak bisnis gas bumi dari PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan induknya.

Dikutip dari bagian proyesi keuangan Pertamina dan PGN yang terdapat pada halaman 31 Buku Putih tersebut, Danareksa menghitung pendapatan PGN tahun 2019 berpotensi melesat naik jadi 3,36 miliar dolar AS dibandingkan realisasi pendapatan tahun buku 2017 sebesar 2,97 miliar dolar AS.

Bukan hanya pendapatan usaha, laba bersih PGN juga diramal kembali berada di jalur yang menanjak tahun depan setelah lima tahun belakangan mengalami penurunan karena banyak menjalankan penugasan dari Pemerintah.

Danareksa menyebut pada 2019, perusahaan yang dipimpin oleh Jobi Triananda Hasjim mampu mengantongi laba bersih 205 juta dolar AS. Angka tersebut bertambah 43,25 persen dibandingkan realisasi laba bersih tahun lalu sebesar 143,1 juta dolar AS.

Kinclongnya kinerja emiten berkode saham PGAS, diyakini Danareksa bakal berlanjut pada 2020 dan 2021 mendatang. PGN diproyeksi bisa memperoleh pendapatan 3,65 miliar dolar AS dan mencetak laba bersih 352 juta dolar AS pada 2020.

"Pada 2021, pendapatan PGN bisa mencapai 4,38 miliar dolar AS dengan laba bersih sebesar 369 juta dolar AS," bunyi riset Danareksa, dikutip Senin (2/4/2018).

BERITA REKOMENDASI

Danareksa menjelaskan, peningkatan kinerja keuangan PGN yang signifikan disebabkan oleh ditetapkannya perusahaan sebagai subholding gas dalam kerangka holding BUMN migas. Dengan penetapan sebagai subholding gas, PGN bakal mengelola seluruh aset PT Pertamina Gas (Pertagas) yang secara simultan akan dialihkan kepada PGN.

Pada bagian Supply Chain dan Pembagian Kewenangan Holding Migas yang terdapat pada Buku Putih, dijelaskan bahwa PGN akan memperoleh beberapa kewenangan sebagai subholding.

Diantaranya adalah, PGN akan berkontrak langsung dengan pemasok gas; kemudian pada tahap pemrosesan dan pengiriman PGN akan melakukan proses regasifikasi; lantas pada tahap transportasi dan distribusi gas, semua kontrak penjualan gas serta pipa transmisi dan distribusi akan dialihkan dan menjadi milik PGN.

Dengan pengalihan aset tersebut, PGN bakal mengelola dan mengintegrasikan infrastruktur gas bumi milik Pertamina dan Pertagas seperti Arun LNG Regasification unit dengan kapasitas 400 MMSCFD, Aceh & North Sumatera Gas Pipeline sepanjang 614,7 km, Duri Dumai Gas Pipeline sepanjang 70 km, South Sumatera Gas Pipeline sepanjang 671 km, West Java Gas Pipeline yang membentang 532 km, Kalimantan Gas Pipeline sejauh 65,7 km, East Java Gas Pipeline sepanjang 494,21 km, Porti - ORF Semare Gas Pipeline dengan panjang 8 km, serta Gresik - PKG Looping Gas Pipeline sejauh 70 km.

Bertambahnya jumlah aset yang dikelola PGN, hal tersebut otomatis meningkatkan potensi pendapatan perusahaan.


"Integrasi infrastruktur gas akan menjamin ketersediaan, kontinuitas penyaluran, dan monetisasi gas ke semua sektor pelanggan dan menghemat biaya investasi yang tidak lagi tumpang tindih dalam membangun infrastruktur," bunyi riset Danareksa.

Harga Saham PGAS

Dihubungi terpisah, Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menyatakan investor pasar modal masih menanti keputusan pemerintah untuk menjadikan PGN sebagai subholding bisnis gas Pertamina.

Sebab, kebijakan tersebut akan menjadi sentimen positif bagi PGN dan membuat saham PGAS semakin menarik.

"Sentimen positif mengenai realisasi merger PGN dan Pertagas, dengan kewenangan penuh yang dipegang oleh PGN diharapkan pergerakan saham PGAS bisa menembus garis atas dari bearish channel. Saya perkirakan target price jangka panjang PGAS bisa menembus Rp 3.780 per saham," kata Nafan.

Pada perdagangan Bursa Efek Indonesia hari ini, saham PGAS ditutup pada level Rp 2.310 per saham, naik 10 poin dibanding penutupan sebelumnya dengan 39,68 juta saham diperdagangkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas