Bandara Kertajati Dirancang Dapat Didarati Pesawat Airbus A380
Letak Bandara Kertajati sangat strategis karena dekat dengan Pelabuhan laut Patimban yang saat ini tengah dikerjakan pembangunannya.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Dina Mirayanti Hutauruk
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bandara Internasional Kertajati di Majalengka Jawa Barat yang akan beroperasi pada pertengahan tahun ini akan menjadi bandar udara di Indonesia yang didukung oleh intermoda.
Artinya, akses ke bandara ini bakal di-support oleh angkutan darat, laut, dan kereta api.
Letak Bandara Kertajati sangat strategis karena dekat dengan Pelabuhan laut Patimban yang saat ini tengah dikerjakan pembangunannya.
Selain itu, akses ke bandara dengan moda transportasi darat akan dimudahkan dengan adanya jalan tol Cipali bagi masyarakat Jakarta dan jalan tol Cisumdawu yang saat ini tengah dibangun bagi masyarakat Bandung.
Sedangkan moda transportasi lain, yaitu kereta api akan dibuat jalur rel kereta dari bandara yang terkoneksi langsung dengan jalur utama kereta api di Pulau Jawa.
Baca: Menangis saat Minta Maaf, Sukmawati: Saya Tidak Ada Niat Menghina Umat Islam Indonesia
Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso berharap, dengan konektivitas transportasi ini arus barang dan penumpang akan semakin lancar.
Masyarakat pengguna bandara juga akan semakin nyaman mengakses bandara ini sehingga keberadaan bandara akan memberikan efek positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dan perekonomian nasional.
"Perekonomian akan tumbuh dan meningkat jika konektivitas transportasinya lancar dengan berbagai moda. Jadi konektivitas moda transportasi yang ada di bandara ini sudah sesuai dengan program Pemerintah," kata Agus dalam keterangan resminya, Kamis (5/4/2018).
Agus melihat, kehadiran Bandara ini akan mendorong peningkatan ekonomi di sekitarnya seperti Bandung, Cirebon, Sumedang dan sekitarnya.
Baca: BPK Temukan Penyimpangan Penyaluran Bansos oleh Bank BUMN
Pemerintah Pusat melalui Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan berkontribusi dalam membangun sisi udara seperti runway, taxiway dan apron, GSE road dengan anggaran Rp 1 triliun.
Itu beriringan dengan Pemprov Jawa Barat melalui PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang membangun sisi daratnya.