BI Beri Sinyal Naikkan BI Rate
Bank sentral akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan jika kondisi ekonomi seperti tingkat inflasi berdampak buruk pada sistem keuangan.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan membuka ruang untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate menyikapi perkembangan kondisi ekonomi dalam negeri.
Bank sentral akan melakukan penyesuaian suku bunga acuan jika kondisi ekonomi seperti tingkat inflasi termasuk nilai tukar rupiah yang depresiasinya mempunyai dampak buruk bagi stabilitas sistem keuangan.
“Belum tentu akan naik, tetapi jika perlu kami tidak ragu penyesuaian tingkat bunga untuk jaga stabilitas keuangan dan inflasi yang sesuai," kata Agus Martowardojo, Senin (30/4/2018) dalam jumpa pers usai Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta.
Pekan lalu, nilai tukar rupiah cukup tertekan mendekati level Rp 14.000 per dolar AS.
Agus menjelaskan, depresiasi rupiah yang terjadi lebih disebabkan oleh penguatan dolar AS terhadap hampir semua mata uang dunia.
“Penguatan dolar AS adalah dampak dari berlanjutnya kenaikan suku bunga obligasi negara AS hingga mencapai 3,03 persen, tertinggi sejak tahun 2013,” kata dia.
Selain itu, kata Agus, depresiasi rupiah juga terkait faktor musiman permintan valas yang meningkat pada triwulan II antara lain untuk keperluan pembayaran Utang Luar Negeri (ULN), pembiayaan impor, dan dividen.
Langkah Bank Sentral
Bank sentral menyiapkan empat langkah untuk menstabilkan rupiah.
Pertama, BI senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valas maupun rupiah.
Langkah selanjutknya, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.
Baca: Suzuki GSX-S750 Dibanderol Rp 155 Juta di India
Baca: Dibilang Mbah Mijan Kena Pelet, Billy Syahputra: Dia Bicara Asal Nyablak
Bank Indonesia juga mempersiapkan 2nd line of defense bersama dengan institusi eksternal terkait.
Terakhir, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi menghambat pencapaian sasaran inflasi dan menganggu stabilitas sistem keuangan, yang merupakan mandat Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak menutup ruang bagi penyesuaian suku bunga kebijakan BI 7 Days Reverse Repo Rate.
“Kebijakan ini tentunya akan dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan bersifat data dependence, mengacu pada perkembangan data terkini maupun perkiraan ke depan,” tukas Agus.