Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Beras Impor Kok Lebih Mahal dari Beras Lokal, Bagaimana Bisa Turun?

Namun sejumlah kalangan ragu OP ini bisa efektif sebab beras impor yang mau digelontorkan ternyata lebih mahal daripada beras lokal.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Beras Impor Kok Lebih Mahal dari Beras Lokal, Bagaimana Bisa Turun?
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Kepala Bulog Divre I Sumut Benhur Ngkaimi (dua kanan) bersama staf memeriksa karung berisi beras impor asal Thailand yang disimpan di gudang Bulog Jemadi, Medan, Sumatera Utara, Jumat (9/3/2018). Sebanyak 10 ribu ton beras medium impor didatangkan untuk memperkuat cadangan beras nasional agar tidak terjadi gejolak harga di pasaran. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk mengamankan pasokan pangan, khususnya beras saat Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, pemerintah berencana menggelar operasi pasar (OP), termasuk menggelontorkan beras impor yang berada di gudang milik Perum Bulog.

Namun sejumlah kalangan ragu OP ini bisa efektif sebab beras impor yang mau digelontorkan ternyata lebih mahal daripada beras lokal.

Kementerian Perdagangan sendiri telah menetapkan OP akan dilakukan jika suatu daerah tidak tersedia beras dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Adapun kedudukan beras impor sama dengan beras yang diserap Bulog dari petani sementara harga yang ditetapkankan adalah setinggi tingginya HET di wilayah tersebut.

Politisi Golkar Firman Soebagyo sayangkan harga beras impor untuk operasi pasar yang digelontorkan oleh pemerintah ternyata lebih mahal dari beras lokal.

Baca: Sampai Juni Nanti, Gudang Bulog Akan Dibanjiri Beras Impor

Menurutnya, l beras impor yang digelontorkan harusnya lebih murah dari beras lokal. Dia pun ragu kebijakan ini ampuh menekan harga beras di pasaran.

“Kalau logikanya kan kalau OP itu harga terjangkau. Harusnya murah kan. Tapi kalau harga berasnya lebih mahal jadi buat apa kita impor,” katanya, Jumat (11/5/2018).

Berita Rekomendasi

Idealnya, kata dia, operasi pasar untuk jaga stabilitas harga. Sehingga masyarakat mampu membeli beras dengan harga terjangkau.

“Tetapi dengan adanya impor yang jauh lebih mahal, sehingga tidak bis dibeli dengan hargamurah dengan kualitas yang baik, artinya, ada apa? Jadi OP ini hanya jadi alasan saja untuk dijadikan pembenaran agar bisa impor.

Dibalik itu ada pemain-pemain, ada kepentingan-kepentingan di dalamnya. Tapi Siapa? Saya kira ini menarik dilakukan kajian,” tambah dia.

Dia juga curiga impor beras ini untuk kepentingan politik di 2019. Kecurigaan Anggota Komisi IV DPR ini lantaran tahun lalu, Kemendag sudah komit untum tidak impor beras. Buktinya, harga beras tahun lalu juga stabil. Tapi belakangan begitu memasuki tahun politik, Kemendag malah buka impor kran beras 500 ribu ton.

"Ini yang kita curigai," tambah dia.

Terpisah, salah satu pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Afong tegaskan situasi harga beras saat ini sudah turun.

Menurut dia, harga beras medium saat ini rata-rata jauh di bawah di bawah Rp 9.000 per kilogram. HET untuk beras medium sendiri Rp 9450 per kilogram untuk wilayah Jawa dan Jakarta.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas