Menteri Rini Masih Simpan Rapat-rapat Harga Pembelian Saham Rio Tinto di Freeport
Rini juga enggan membocorkan besaran pembelian saham yang isunya sebesar 3,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 49,7 triliun.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha dan Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno masih enggan membocorkan banyak mengenai perkembangan negosiasi divestasi PT Freeport Indonesia (PT FI).
Rini menjelaskan, saat ini pembahasan masih mengenai pembelian 40 persen hak kelola PT Rio Tinto yang saat ini dikordinatori oleh PT Indonesia Asahan Inalum (Inalum) selaku induk holding tambang.
"Belum boleh (bicara), kemarin bicara dengan Pak Budi (Dirut Inalum) karena kami masih dalam finalisasi untuk penandatangan head of agreement," ungkap Rini saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (24/5/2018).
Rini juga enggan membocorkan besaran pembelian saham yang isunya sebesar 3,5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 49,7 triliun.
Baca: Menteri Rini Sudah Kantongi Nama Calon Dirut Pertamina
"Yeh kan saya bilang nanti kalau kami sudah tanda tangan head of agreement baru bisa bicara," kata Rini.
Namun dia optimistis negosiasi soal Rio Tinto dapat selesai Juni 2018.
"Insyaallah masih bisa tercapai di Juni ini," ucap Rini.
Baca: All New Ertiga dan Skutik Nex II Jadi Andalan Suzuki Buka Booth di Jakarta Fair Kemayoran 2018
Saham Rio Tinto ada di Freeport Indonesia karena asas perjanjian usaha patungan untuk mengerjakan proyek Grasberg dengan Freeport McMoran.
Dengan partisipasi tersebut, Rio Tinto berhak atas 40 persen hak partisipasi di aset tertentu dan 40 persen hak partisipasi untuk semua aset Grasberg hingga 2022 jika produksi emas, tembaga maupun perak mencapai level tertentu.
Setelah 2022 biaya produksi, pendapatan dan produksi Grasberg akan dibagi dua yakni PT FI 60 persen dan Rio Tinto 40 persen.