Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pemerintah AS Tagih Denda 1,7 Miliar Dolar AS ke ZTE

Negosiasi dengan ZTE dilakukan saat Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menuju Beijing akhir pekan ini untuk pembicaraan perdagangan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pemerintah AS Tagih Denda 1,7 Miliar Dolar AS ke ZTE
SOUTH CHINA MORNING POST
Ilustrasi 

Laporan Reporter Kontan, Dupla Kartini

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -  Pemerintahan Donald Trump dikabarkan segera menagih denda sejumlah US$ 1,7 miliar dari ZTE Corp. Amerika Serikat (AS) akan menghukum dan memperketat kontrol terhadap perusahaan telekomunikasi asal China itu, sebelum mencabut sanksi dan mengizinkannya kembali berbisnis.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/6/2018), sumber yang mengetahui rencana denda itu, menyebutkan, Washington juga meminta ZTE mengganti dewan dan tim eksekutifnya segera setelah 30 hari.

"Tetapi, kesepakatan itu masih belum rampung, hukuman serta persyaratan itu bisa berubah," ujar sumber tersebut.

Negosiasi dengan ZTE dilakukan saat Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross menuju Beijing akhir pekan ini untuk pembicaraan perdagangan.

Sementara, perwakilan Departemen Perdagangan AS dan ZTE, belum menanggapi kabar tersebut.

Status ZTE juga sempat menjadi tawar-menawar yang penting dalam pembicaraan perdagangan tingkat tinggi antara China dan AS pada awal Mei lalu. Jika Washington mengurangi sanksi terhadap ZTE, China dikabarkan akan membeli lebih banyak barang pertanian buatan Amerika.

Berita Rekomendasi

Presiden AS Donald Trump melalui cuitannya, bulan lalu, mengatakan kepada para pejabat Departemen Perdagangan untuk menemukan cara bagi ZTE agar kembali menjalankan bisnis.

Ia kemudian menyebutkan denda sebesar US$ 1,3 miliar dan perubahan dewan serta manajemen puncak, sebagai cara untuk menghukum perusahaan sebelum mengizinkannya kembali berbisnis.

Namun, penerapan sanksi yang lebih ringan terhadap ZTE mendapat perlawanan kuat di Kongres.

Baik pihak senat Demokrat maupun Republik menuduh Trump tunduk pada tekanan dari Beijing untuk membantu perusahaan yang telah dicap sebagai ancaman bagi keamanan nasional AS.

Seperti diketahui, bisnis produsen peralatan telekomunikasi terbesar kedua asal China itu kini lumpuh.

Pasalnya, sejak 15 April lalu, Departemen Perdagangan AS melarang seluruh perusahaan AS menjual produk komponen selama tujuh tahun kepada ZTE.

Padahal, selama ini ZTE mengandalkan suplai komponen dari perusahaan asal AS. Akibat pelarangan itu, ZTE diperkirakan telah kehilangan pemasukan lebih dari US$ 3 miliar.

Baca: Pengalaman Si Cantik Denira Saat Darahnya Dihisap Lintah Saat Syuting Film

Halaman
12
Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas