Petani Kelapa Menjerit Harga terjun Bebas
Saat ini petani kelapa di Kalbar, Riau, Sulawesi Utara dan lainnya menjerit mengeluhkan harga kelapa dan kopra yang terjun bebas.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Saat ini petani kelapa di Kalbar, Riau, Sulawesi Utara dan lainnya menjerit mengeluhkan harga kelapa dan kopra yang terjun bebas.
Di Indragiri Hilir harga ditingkat petani jatuh Rp 800/kg, padahal akhir 2016 sempat menyentuh puncak harga Rp 3.600/kilogram.
"Harga ini tertinggi yang pernah tercatat selama ini. Kini dengan upah buruh pekerja kelapa yang tinggi serta harga kebutuhan pokok yang juga naik, nilai Rp 800/kg tidak menyisakan keuntungan yang berarti bagi petani. Dengan harga ini kami akan hidup dari utang," keluh Burhanuddin Rafik petani kelapa asal desa Bekawang Kabupaten Indragiri Hilir.
Harga kopra tidak lebih baik. Kopra yang tahun lalu seharga Rp 7500/kg kini hanya bersisa Rp 3500/kg. Tidak ada jalan lain kalau mau duit cepat jual butir saja, papar Pommy Unsulangi pengusaha kopra di Sulawesi Utara.
"Kejadian ini mirip tahun 2009 lalu, kala itu harga kelapa terjun bebas hingga dibiarkan saja jatuh dari pohon," kenang Ardi Simpala dari Sahabat Kelapa Indonesia kepada Tribunnews.com, Jumat (22/5/2018).
Mengalisa data data historis harga kelapa butir Filipina dan CNO (Cononut Oil) bursa Rotterdam dari APCC tahun 2003 hingga 2018, ia mengatakan jatuhnya harga kelapa butir saat ini mengikuti siklus tiga tahunan. Dari data memang terlihat harga kelapa butiran mencapai puncaknya pada awal tahun 2017.
Tapi dinamika harga kelapa butir cukup kompleks, urai Alit Pirmansah analis pasar dari APCC.
Kelapa butiran tidak hanya dipengaruhi pertumbuhan industri dan permintaan domestik. Adanya dua atau tiga industri kelapa terpadu disatu tempat tidak menjamin tingginya harga kelapa butir.
Harga kita ditentukan oleh harga CNO Rotterdam yang bergantung pada dinamika penawaran permintaan minyak nabati lainnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak matahari dan lainnya.
Ardi kemudian menguraikan, jika dilihat koefisien relasi antara kelapa butir dengan harga kopra dan CNO semuanya berkisar 0,91 hingga 0,99 artinya ada hubungan yang sangat kuat.
Jelas bahwa anjloknya harga kelapa butir terjadi dimana-mana termasuk Filipina.
"Ketergantungan harga terhadap bursa komoditas Rotterdam perlu kita hentikan. Ini yang menjadi tantangan kita sebagai salah satu negara penghasil kelapa utama," jelas Ardi.