Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Menteri Basuki: Jadi Pemimpin Harus Siap Tidak Populer

Basuki menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 47 Bekasi Timur untuk memilih calon Gubernur Jawa Barat

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
zoom-in Menteri Basuki: Jadi Pemimpin Harus Siap Tidak Populer
Syahrizal Sidik
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 47 Bekasi Timur untuk memilih calon Gubernur Jawa Barat dan Walikota Bekasi saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, Rabu (27/6/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ikut berpartisipasi dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada Serentak 2018) yang berlangsung hari ini, Rabu (27/6/2018).

Basuki menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 47 Bekasi Timur untuk memilih calon Gubernur Jawa Barat dan Wali Kota Bekasi.

Seusai memilih, Menteri Basuki menceritakan kriteria terhadap pemimpin yang dipilihnya. Pertama, kata Basuki, pemimpin harus tahu persis budaya masyarakatnya.

Menurutnya, budaya menjadi faktor penting untuk menyatukan bangsa. Sebab, dengan memahami budaya masyarakatnya, pemimpin juga bisa lebih mudah untuk merangkul masyarakatnya.

“Tidak harus putra daerah, karena Indonesia merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia harus tahu budaya masyarakat yang akan dipimpinnya, karena budaya bisa mempersatukan kita,” kata Menteri Basuki.

Basuki melanjutkan, pengetahuan kultural juga menjadi kunci kesuksesan seorang pemimpin karena akan lebih mudah mengajak masyarakat memajukan daerahnya.

“Sepintar atau sesukses apapun seorang pemimpin kalau tidak paham budaya lokal pasti akan mengalami kesulitan," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Kriteria kedua, kata Basuki, pemimpin harus siap tidak populer. Pemimpin hadir untuk membawa perubahan yang memajukan, karenanya perlu mengetahui karakter budaya orang yang diajak berubah.

Pemimpin, lanjut Basuki, harus punya keyakinan mana yang benar dan mana yang baik yang harus dilakukan untuk masyarakatnya yang sesuai budaya setempat. Misalnya, hasil studi banding di suatu lokasi, bisa baik di daerah tersebut, namun belum tentu baik untuk daerah lainnya.

“Jangan takut tidak populer. Tidak mungkin kita bisa membahagiakan semua orang, tapi kita bisa mencari (pandangan dan sikap) yang paling dominan yang dapat diterima semua kalangan. Itu yang perlu kita lakukan,” pungkas Menteri Basuki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas