Rupiah Melemah, Bengkel Garuda Mulai Sasar Pelanggan Dari Luar Negeri
"Kita siapkan beberapa solusi-solusi. Lalu kita coba pasar kita bukan hanya domestic tapi juga regional, regional Asia Tenggara dan Asia," tutur Iwan
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah, bahkan sempat menyentuh angka Rp 14.400 pada perdagangan Selasa (3/6/2018).
Pelemahan rupiah ini membuat perusahaan penyedia jasa layanan perawatan pesawat Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) makin punya daya saing dalam biaya perawatan pesawat terbang dibandingkan bengkel perawatan pesawat sejenis di luar negeri.
Karenanya, GMF kini berusaha memanfaatkan momentum pelemahan rupiah dengan lebih agresif menjaring maskapai penerbangan asing.
Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto menyebutkan, tahap pertama pihaknya menyasar perawatan pesawat dari negara-negara Asia.
"Kita siapkan beberapa solusi-solusi. Lalu kita coba pasar kita bukan hanya domestic tapi juga regional, regional Asia Tenggara dan Asia," tutur Iwan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Baca: Hasil SBMPTN 2018 Diumumkan Sore Ini, Berikut Sejumlah Link Situs yang Bisa Diakses
Iwan menjelaskan, ekspansi GMF merawat pesawat dari maskapai penerbangan luar negeri harus dilakukan sebab maskapai penerbangan dalam negeri menurun pendapatannya sehubungan penguatan rupiah.
hal itu karena biaya operasi pesawat banyak menggunakan acuan mata uang dolar AS, sedangkan pendapatan mereka tetap dalam rupiah.
"Customer kami kan (maskapai penerbangan) domestik dengan penguatan dolar AS yang meningkat kan sementara pendapatan dia rupiah kan mereka daya beli sedikit menurun," kata Iwan.
Efek pelemahan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan GMF di kuartal II 2018 lalu belum terlalu signifikan pengaruhnya. Namun sudah mulai dirasakan di kuartal III ini ditandai dengan menurunnya permintaan perawatan pesawat.