Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Daya Saing Indonesia Harus Digenjot untuk Mengantisipasi Perang Dagang AS-Cina

"Komposisi sektor jasa dalam PDB nasional meningkat 40,6 persen di 2010 menjadi 43,6 persen di 2017,"

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Daya Saing Indonesia Harus Digenjot untuk Mengantisipasi Perang Dagang AS-Cina
Tribunnews.com/Sanusi
Mari Elka Pangestu 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ekonom senior Mari Elka Pangestu menilai Indonesia harus mengantisipasi berbagai tekanan eksternal seperti perang dagang AS-China yang berdampak bagi ekonomi Indonesia.

Satu upaya yang bisa dilakukan dengan meningkatkan daya saing pada sektor-sektor jasa.

Baca: Dirut PLN Sebut KPK Bawa Sejumlah Dokumen Terkait Proyek PLTU Riau-1 dari Rumahnya

Mantan Menteri Perdagangan di era SBY itu menilai, pemerintah dapat meningkatkan ekspor pada sektor-sektor jasa seperti pariwisata, pendidikan, kesehatan, dan profesional.

"Kita harus perhatikan struktur impor jasa kita, daya saing kita di mana saja, sehingga kita dapat meningkatkan standar dan lebih bersaing," kata Mantan Menteri Perdagangan dan Ekonom CSIS, Mari Elka Pangestu dalam dialog yang digelar CSIS di Graha Pakarti, Senin (16/7/2018).

Baca: Menlu Retno Sebut Bukti untuk Jerat Siti Aisyah dalam Kasus Kematian Kim Jong Nam Lemah

Mari Elka menguraikan, pada 2017, tercatat sektor jasa tumbuh 5,69 persen.

Angka tersebut lebih tinggi daripada pertumbuhan nasional 5,07 persen dan sektor lainnya seperti manufaktur 4,95 persen dan agrikultur 2,59 persen.

Berita Rekomendasi

"Komposisi sektor jasa dalam PDB nasional meningkat 40,6 persen di 2010 menjadi 43,6 persen di 2017, sementara sektor agrikuktur dan manufaktur menurun,” jelasnya.

Baca: Kekhawatiran Jerman dan Eropa Terhadap KTT AS-Rusia di Helsinki

Karena itu, jasa berperan sebagai input untuk sektor lain seperti logistik, transportasi, travel, bisnis agar bisa bersaing.

Perluas Pasar

Mari Elka menambahkan, pemerintah juga perlu melakukan berbagai siasat untuk menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Sebab, kondisi tersebut turut memberikan dampak terhadap ekonomi Indonesia, setidaknya terasa pada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang akhir-akhir ini menyentuh level lebih dari Rp 14.000.

Baca: Hindari Mobil Rem Mendadak, Truk Muatan Jeruk dari Jember Terguling di Ring Road Gamping Sleman

Menteri Perdagangan ke-30 ini mengungkapkan, ada beberapa hal lain yang pemerintah dapat lakukan.

Pertama, pemerintah perlu memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara di regional Asia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas