Akusisi Saham Freeport, Apa Alasan Inalum Pilih Dibiayai Asing Ketimbang Bank Lokal?
Dia mengatakan, jika meminjam dari lembaga keuangan asing besaran bunganya lebih kecil dibandingkan jika meminjam dari perbankan dari dalam negeri.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Untuk membeli saham PT Freeport Indonesia (PTFI), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) selaku holding tambang Indonesia, lebih memilih menggunakan pendanaan dari lembaga keuangan di luar negeri ketimbang mengandalkan pembiayaan dari perbankan dalam negeri alias bank lokal.
Apa alasan opsi tersebut yang dipilih?
Direktur Keuangan PT Inalum, Orias Petrus Moedak, menjelaskan hal itu karena Inalum mencari bunga yang paling kecil.
Dia mengatakan, jika meminjam dari lembaga keuangan asing besaran bunganya lebih kecil dibandingkan jika meminjam dari perbankan dari dalam negeri.
Terlebih juga pendapatan Freeport menggunakan dolar AS, sehingga pendanaan dari luar negeri dinilai lebih menguntungkan.
Baca: Tadi Malam Prabowo dan Amien Rais Bertemu Persaudaraan Alumni 212
Baca: Alasan di Balik Mundurnya TGB dari Partai Demokrat
Baca: Inalum Memang Diminta, Beli Saham Freeport Tidak Pinjam Dana dari Bank Lokal
"Logikanya akan lebih murah kalau pinjamnya, kan pendapatannya Freeport juga pake dolar AS. Cari dana yang paling murah," ungkap Orias saat ditemui di DPR, Jakarta Selatan, Senin (23/7/2018).
Pihak Inalum pun optimis, dapat meraih pendanaan dari luar negeri melihat ebitda atau keuntungan dari Freeport yang mencapai 4 miliar dolar AS.
"Kalau kurang engga terjadi, kamu punya barang 4 miliar dolar AS ebitdanya semua orang juga mau, ini kan barang bagus," tutur Orias.
Adapun besaran pinjaman yang dibutuhkan untuk membeli saham Freeport senilai 3,85 miliar dolar AS, yang akan digunalan untuk membeli saham Rio Tinto di Freeport sebesar 3,5 miliar dolar AS, kemudian sisanya 350 juta dolar AS untuk membeli saham Indocooper di Freeport.