Tingginya Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia dari Industri Halal Hingga Wisata Halal
Darmin Nasution menyebutkan dengan populasi tersebut Indonesia dinilai mampu menjadi pemain besar dalam ekonomi syariah global.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Populasi penduduk muslim Indonesia saat ini cukup besar, nilainya mencapai 12,7 persen dari populasi seluruh penduduk dunia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyebutkan dengan populasi tersebut Indonesia dinilai mampu menjadi pemain besar dalam ekonomi syariah global.
"Dengan pangsa 12,7 persen dari total populasi dunia, Indonesia tentu saja dengann sndrinya punya potensi besar untuk menjadi pemain kunci dalam pengembangan ekonomi syariah secara global," ungkap Darmin saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Rabu (25/7/2018).
Selain ditunjang oleh jumlah penduduk, ekonomi syariah Indonesia akan ditingkatkan dengan potensi dari industri halal Indonesia yang meliput industri farmasi, industri busana halal, wisata halal, dan juga lembaga keuangan syariah.
Untuk konsumsi farmasi, Darmin menyebutkan Indonesia masuk ke nomor 5 paling banyak konsumsi global untuk obat-obat farmasi halal dengan tingkat konsumsi 5,7 miliar dolar AS dan konsumsi kosmetik halal dengan tingkat konsumsi 3,7 miliar dolar AS.
Baca: Intip Koleksi Sneakers Milik Jokowi, Ada Karya Anak Bangsa!
Lalu konsumsi busana di dunia mencapai 13,5 miliar dolar AS dan konsumsi wisata halal dunia dengan nilai konsumsi 9,7 miliar dolar AS
Sedangkan dari keuangan syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencata hingga 31 maret 2018, total aset keuangan syariah Indonesia 82,3 miliar dolar AS atau 8,4 persen terhadap keuangan secara nasional.
Dengan potensi tersebut, Darmin meminta adanya sinergi antara Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), ikatan ahli ekonomi islam (IAEI) dan lembaga lainnya yang bergerak dibidang ekonomi syariah untuk lebih menciptakan program-program agar Indonesia menjadi pionir ekonomi syariah dunia.
"Lembaga yang sudah kita miliki KMKS, IAEI punya tanggung jawab besar untuk mendorong, inisiasi dan mendinamisasikan jaringan sinergi dari langkah-langkah itu harus mulai dibicarakan sistematik," pungkas Darmin.