Bawang Merah Probolinggo Kini Diekspor ke Thailand dan Vietnam
Istilah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian ini sangat tepat untuk menggambarkan suasana petani bawang merah tahun ini.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Bawang merah asli Probolinggo berhasil menembus pasar Asia Tenggara.
Bawang dari kabupaten ini diekspor ke Thailand dan Vietnam untuk pertama kalinya, Selasa (1/8/2018) pagi.
Ekspor ini menjadi sejarah panjang perkembangan bawang di Probolinggo untuk ke depannya.
Istilah bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian ini sangat tepat untuk menggambarkan suasana petani bawang merah tahun ini.
Sejumlah petani bawang merah di Kabupaten Probolingo tahun ini mengalami gagal panen.
Penyebabnya, karena serangan hama. Dan dampaknya, produktivitas menurun drastis bahkan terjuan bebas.
Namun, di tengah kondisi itu, bawang merah petani justru mampu menembus pasar internasional melalui Jaringan Kemandirian Nasional (Jaman).
Informasinya, ekspor perdana bawang merah ke Thailand mencapai 10 kontainer atau ratusan ton bawang merah.
Rencananya, pengiriman akan dilakukan secara bertahap dan diperkirakan akan selesai pada tiga pekan ke depan.
Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional A. Iwan Dwi Laksono mengatakan, ekspor bawang merah dilakukan setelah ketersediaan bawang merah petani di pasar lokal cukup tersedia.
"Semisal kemarin produktifitas maksimal, dan tidak sampai gagal panen, mungkin ekspor yang dilakukan akan berjumlah lebih besar dibandingkan sekarang," katanya.
Dia menjelaskan, setiap kontainer ini berisi 28 ton bawang merah.
Nah, rencananya, pengiriman tidak dilakukan secara bersamaan.
Minggu kemarin dua kontainer, sekarang empat kontainer dan perkiraan minggu depan empat kontainer.
Ia menjelaskan, ekspor ini di satu sisi sebagai keberhasilan, namun di sisi lain ini sebuah keterpurukan.
Ia menyebut, pasar internasional dipilih selain karena stok ada, tapi juga harga bawang disini juga rendah.
Saat ini, harga jual bawang merah ditingkat pedagang sebesar Rp 16 ribu per kilogram.
Kalau di luar negeri, harganya bisa lebih dari harga yang ada di sini.
“Kami ingin menjaga kesejahteraan masyarakat, karena harga di pasar lokal rendah. Bawang merah kami ini kualitasnya diakui di luar negeri," ungkapnya.
Beberapa keunggulan bawang merah disini yang diakui luar negeri, kata dia, dari sisi kualitas, pedas, kadar air lebih bagus dari produk daerah lain, dan masih banyak lagi.
Selanjutnya, ia juga akan membangun sinergi dengan petani dan semua pihak termasuk pemerintah, agar Kabupaten Probolinggo mendapatkan pengadaan pupuk dan bibit unggul.
"Harapannya, varietas bawang merah di Probolinggo bisa lebih berkembang dan memiliki daya saing tinggi dan menjadi lebih kuat lagi di level nasional, bahkan juga di level internasional,” urainya
Iwan mengaku akan membuka peluang dan kesempatan lebih besar lagi untuk ekspor bawang merah ke luar negeri.
Bukan hanya Thailand dan Vietnam, tapi kalau bisa negara lainnya juga bisa diajak kerjasama.
"Ini untuk menjaga kesejahteraan petani dan pedagang karena harga bawang merah anjlok. Ekspor akan dilakukan dengan syarat pasokan di pasar lokal tersedia. Kalau tidak berlebih, kami tidak akan ekspor," paparnya.
Pedagang bawang merah di Pasar Bawang Dringu, Suhartono (50) mengaku ekspor bawang merah merupakan solusi untuk petani dan pedagang.
Selama ini, petani dan pedagang bawang merah lesu karena harga jual di sini sangat rendah sekali.
"Sangat menguntungkan, karena harga tetap terjaga meski sebagian petani gagal panen tahun ini," pungkas dia. (Galih Lintartika)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bawang Merah Probolinggo Tembus Pasar Asia Tenggara, Diekspor ke Thailand dan Vietnam,