Kurs Rupiah Menguat Tipis Setelah BPS Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi
Dibuka pada Rp 14.493 per dollar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Senin (6/8/2018) pagi, rupiah makin menguat.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Dimas Andi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2018 yang lebih tinggi daripada prediksi awal menjadi obat kuat bagi rupiah hari ini.
Dibuka pada Rp 14.493 per dollar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Senin (6/8/2018) pagi, rupiah makin menguat.
Pada pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di Rp 14.469 per dollar AS, menguat 0,20% ketimbang penutupan akhir pekan lalu.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2018 mencapai 5,27% secara year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari proyeksi Bank Indonesia dan proyeksi pemerintah masing-masing 5,15% dan 5,2% yoy.
Analis Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, penguatan rupiah turut didorong oleh hasil data non-farm payroll AS yang menurun ketika dirilis akhir pekan lalu.
Baca: Ini Perbedaan Suzuki GSX150 Bandit dengan GSX-S
Di sisi lain, ancaman China yang akan memberikan tarif sebesar US$ 60 miliar produk asal AS belum berpengaruh signifikan terhadap pergerakan rupiah.
"Sejauh ini masih normal, padahal isu perang dagang biasanya menekan rupiah," kata Putu.
Ia menambahkan, rupiah masih berpeluang menguat setelah data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal II yang dirilis hari ini tumbuh menjadi 5,27%.
Rupiah diproyeksikan akan berada di kisaran Rp 14.415-Rp 14.530 per dollar AS pada penutupan hari ini.