Cegah Ekonomi Nasional Memburuk, Ini Solusi ILSA
Wakil Sekretaris Jendral Indonesian Labour Suppliers Association (ILSA) mengatakan, Dolar AS sudah tembus angka psikologis Rp 15.000
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah diminta bergerak cepat mengatisipasi terus melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Hal ini perlu dilakukan agar tidak berdampak pada kondisi ekonomi secara keseluruhan
Amin Ahmad Balbaid Wakil Sekretaris Jendral Indonesian Labour Suppliers Association (ILSA) mengatakan, Dolar AS sudah tembus angka psikologis Rp 15.000/dolar.
Beberapa kantor sekuritas sudah membriefing para ekonomnya, untuk menjaga kondisi ekonomi perusahaan dan pribadi karena pengaruh Turki yang inflasinya sampai 20 persen dan perang dagang USA Vs China.
"Sekarang sudah mulai terkena dampaknya di Eropa, yang diprediksi nanti imbasnya akan sampai ke Indonesia," kata Ahmad dalam keterangan yang diterima, Rabu (5/9/2018).
Menurutnya ada beberap hal yang perlu segera dilakukan pemerintah agar tidak terkena dampak terlalu dalam pada ekonomi nasional.
Yakni meminimalkan semua pengeluaran yang sifatnya konsumtif.
Kemudian karena saham lagi pada jeblok, jangan transaksi saham dulu.
Hindari sementara bermain saham.
"Lebih baik simpan dalam bentuk emas dan lainya dibanding tunai," kata Ahmad.
Selanjutnya, uahakan punya uang tunai untuk operasional minimal 6 bulan kedepan.
Sebab, Ada kemungkinan inflasi dan ekonomi tahun 2008 terulang kembali.
"Kecuali yang gajinya USD malah bagus karena USD Vs Rupiah makin tinggi," katanya.
Sementara jika anda ingin memulai investasi, usaha baru atau proyek fisik, lebih baik tahan diri dulu minimal 6 bulan kedepan.
Pasalnya, negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Vietnam sudah mulai terkena imbas akibat Turki dan Eropa.
"Pertamina dan PLN saja skarang diminta hold/freeze proyek-proyek sampai 6 bulan mendatang," ujar Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad memberikan saran agar masyarakat Indonesia menerapkan gaya hidup sederhana dan ekonomis dan tetap menabung.
Menurutnya tidam menutup kemungkinan bakal ada PHK karena inflasi yang tinggi.
"Ini pesan saya untuk semua warga Indonesia yang kerja maupun yang masih mencari kerja. Semoga pemerintah bisa segera mengatasi kondisi krisi ekonomi ini. Dan masyarakat juga bisa membantu dengan gaya hidup yang lebih hemat," kata Ahmad.