Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi penanganan bencana alam gempa sampai ancaman tsunami untuk para peserta pertemuan tahunan Bank Dunia dan IMF di Bali bulan Oktober mendatang.

Sekretariat Panitia Nasional IMF dari Kementerian Keuangan Adi Budiarso menyebutkan, pihaknya sudah merancang persiapan menghadapi gempa seperti yang belakangan ini.

Begitu juga terhadap ancaman tsunami maupun gunung meletus dengan menyiapkan titik keselamatan di rooftop dari total 21 gedung dan hotel yang digunakan menginap ratusan kelapa negara dan pejabat tinggi yang hadir di Bali.

"Ada persiapan untuk bencana tsunami, titik keselamatan tercepat, terdekat adalah di rooftop dan semua sudah terverifikasi identifikasi titik-titik poin dimana paling aman adalah di rooftop," kata Adi saat ditemui di Kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).

Baca: Pemerintah Serentak Naikkan Tarif Pajak Atas 1.147 Produk Impor Demi Atasi Defisit Transaksi

Panitia penyelenggara juga menyiapkan sirine atau penanda gempa yang diapstikan akan langsung menyala saat alat membaca ada potensi bencana. Saat ini diuji coba dan simulasikan di Bali setiap tanggal 26.

"Kedua disaster authority indonesia itu sudah ada sirine jadi begitu ada potensi tsunami itu akan menyala dan dites setiap tanggal 26 dan ada simulasi," ungkap Adi.

Pertemuan IMF-WB akan diikuti 15.000 orang perwakilan dari 189 negara termasuk para menteri hingga gubernur bank sentral dari masing-masing negara.

Setelah pertemuan utama, ajang pertemuan tahunan IMF-WB juga akan dimanfaatkan untuk pertemuan forum-forum negara G20, G24, BRICS hingga pertemuan kelompok IMF dan WBG.