Target Laba Bersih Pertamina Tahun Ini Turun
"Kami masih menghitung proyeksi laba. Estimasinya kan berubah terus, ICP berubah, kursnya juga berubah," kata Harry.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) menyusut pada semester pertama tahun ini. Makanya, perusahaan migas pelat merah ini bakal menurunkan target laba bersih di tahun ini.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan, laba bersih Pertamina hingga semester I-2018 masih jauh dari target tahun ini yang sebesar Rp 32 triliun.
Harry bahkan menyebutkan laba bersih Pertamina selama enam bulan pertama tahun ini tidak sampai Rp 5 triliun.
Penyebab merosotnya laba Pertamina di semester I-2018 dipicu oleh kenaikan harga minyak di pasar internasional. Di saat yang sama, pendapatan hulu migas Pertamina tidak cukup untuk menutupi kerugian di hilir migas.
Namun, perhitungan laba bersih Pertamina selama semester pertama tahun ini belum menghitung penambahan subsidi solar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dari Rp 500 per liter menjadi sebesar Rp 2.000 per liter.
Baca: Pakai Ilmu Sirep? Maling di Depok Sukses Bawa Kabur 2 Motor Sekaligus Plus STNK dan BPKB-nya!
Karena itu, hingga akhir tahun nanti, Kementerian BUMN belum bisa memastikan pencapaian target laba bersih Pertamina yang dipatok sebesar Rp 32 triliun.
Pasalnya, laba bersih Pertamina juga akan dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak (Indonesian Crude Price/ICP) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang bisa terus berubah sewaktu-waktu.
Baca: Pasar Mobil SUV Diyakini Makin Seksi Lantaran Banyak Fitur yang Ditawarkan
"Kami masih menghitung proyeksi laba. Estimasinya kan berubah terus, ICP berubah, kursnya juga berubah," kata Harry.
Pada tahun lalu, Pertamina masih bisa membukukan laba bersih sebesar Rp 34 triliun. Pencapaian laba bersih tahun lalu menurun 19% dibandingkan laba bersih sepanjang 2016 yang tercatat mencapai Rp 41,87 triliun.
Sementara itu, Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman, mengatakan laba bersih senilai Rp 5 triliun belum pasti. Sebab, masih ada selisih harga BBM yang belum dibayarkan oleh pemerintah. "Belum fixed. Selisih harga, kan, belum. Nanti kami lihat dulu sehingga saat ini belum kami finalkan," ujar dia.
Arief pun menyebutkan perhitungan kinerja keuangan Pertamina baru terlihat di semester II 2018. Apalagi saat ini Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2018 masih dalam proses revisi.
Karena itu, hingga akhir tahun nanti, target laba bersih Pertamina kemungkinan turun dari target RKAP tahun ini sebesar Rp 32 triliun. "Itu lagi direvisi. Target akan turun," ungkap Arief.