Pekan Depan, Pemeran Beton dan Konstruksi Digelar di Kemayoran
beton pracetak nasional saat ini telah meningkat pesat melebihi kapasitas pasokan, sehingga prouksi harus ditingkatkan
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT UBM Pameran Niaga Indonesia dan Pamerindo Indonesia kembali akan menyelenggarakan pameran serta konferensi industri beton dan konstruksi, Concrete Show South East Asia (SEA) 2018 dan Construction Indonesia 2018 pada 19-21 September 2018 bertempat di Jakarta International Expo, Kemayoran.
Pameran ini merupakan platform yang tepat bagi para pemain di industri beton dan konstruksi, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara untuk memperluas jaringan dan mengembangkan bisnisnya, serta membawa solusi untuk mendukung rencana program pemerintah dalam peningkatan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.
Niekke W Budiman - Senior Event Manager, PT UBM Pameran Niaga Indonesia mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar konstruksi yang terus berkembang, dan pihaknya melihat teknologi beton seperti pra cetak perlu terus diperkenalkan kepada masyarakat luas.
"Sehingga teknologi beton terkini dapat dikuasai tenaga ahli konstruksi Indonesia untuk membantu peningkatan kapasitas konstruksi Indonesia bisa mendukung pembangunan," katanya, Rabu (12/9/2018).
Permintaan beton, khususnya beton pracetak nasional saat ini telah meningkat pesat melebihi kapasitas pasokan, sehingga sudah saatnya kapasitas industri beton pracetak terus ditingkatkan.
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I), kapasitas produksi beton pracetak setiap tahun menunjukkan tren peningkatan.
Baca: Pengacara Roy Suryo: Masa Iya Kembalikan Paku Beton yang Sudah Diketok di Rumah?
Jika pada 2015 kapasitas produksi beton pracetak nasional tercatat 25,30 juta ton, tahun berikutnya naik menjadi 26,70 juta ton.
Bahkan, pada tahun 2017 lalu angkanya melonjak menjadi 35 juta ton. Tren ini memperlihatkan bahwa permintaan beton pracetak nasional saat ini juga telah meningkat pesat.
Salah satu penerapan teknologi beton pracetak di Indonesia adalah pada proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
Proyek LRT saat ini sedang dikembangkan di Jakarta, yang bertujuan untuk menciptakan moda transportasi cepat di daerah.
LRT Jabodebek menghubungkan seperti Bekasi dan Bogor, dan merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.
Proyek LRT Jabodebek dikembangkan oleh perusahaan negara PT Adhi Karya Tbk menggunakan teknologi canggih dan berkualitas. Pengembangan LRT di wilayah Jabodetabek akan menjadi proyek yang berkembang cepat karena menggunakan teknologi beton pracetak untuk membangun pilar dan girder.
Ki Syahgolang Permata, Corporate Secretary PT Adhi Karya Tbk mengatakan, proyek LRT ini merupakan sebuah inovasi baru dari dunia transportasi dengan mengusung tema ‘integrated transportation’, menggunakan U-Shape Grider untuk pertama kalinya di Indonesia.
Pengembangan LRT Jabodebek menggunakan beton pracetak U-Shape girder, cocok untuk digunakan di negara ini mengingat terbatasnya ruang yang tersisa untuk membangun jalur LRT.
Beton precursor bentuk-U menggunakan skema biaya dan waktu yang efisien. \
Dengan teknologi beton pracetak yang baik, proses pengembangan proyek dapat berjalan cepat dan pembiayaan bisa efisien.
Baca: Misbakhun Siap Blusukan di Kampus demi Serap Masukan untuk RUU Konsultan Pajak
Sekarang pembangunan LRT Jabodebek trase Cawang-Cibubur telah sampai pada tahap pemasangan rel.
Niekke menambahkan, peningkatan teknologi konstruksi harus terus dikembangkan agar percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia dapat tercapai dan akan mempercepat jalannya tingkat pertumbuhan perekonomian nasional.
Concrete Show South East Asia dan Construction Indonesia diharapkan dapat menjadi sarana meningkatkan kemampuan dan kualitas konstruksi dimana semua pemain utama global di industri ini berkumpul dan berinteraksi.
Para pelaku industri dalam negeri dapat memanfaatkan pameran ini untuk dapat memperbaharui informasi, menemukan solusi dan mengadopsi teknologi konstruksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk beton di Indonesia.
"Diharapkan nantinya Indonesia tidak hanya mampu bersaing lebih baik dengan negara-negara ASEAN tetapi juga mampu menghasilkan proyek-proyek berkualitas dalam pembangunan negeri ini," katanya.