Beban Operasional Pebisnis Logistik Meningkat Sejak Rupiah Melemah
"Beban operasional naik pastinya. Melemah atau menguatnya dolar ini mempengaruhi unit cost," papar Trie
Penulis: Brian Priambudi
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Brian Priambudi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpengaruh pada biaya operasional pengusaha logistik Tanah Air.
Chief Commercial Officer PT Bina Sinar Amity (BSA) Logistics, Trie Maulana mengaku setiap perubahan kurs dolar berpengaruh langsung pada cost yang dikeluarkan perusahaannya.
"Beban operasional naik pastinya. Melemah atau menguatnya dolar ini mempengaruhi unit cost," papar Trie saat ditemui Tribunnews.com di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Kamis (13/9/2018).
Baca: Pemerintah Berlakukan Biodiesel B20, Aptrindo Minta Insentif Peremajaan dan Suku Cadang
Dia menjelaskan, melemahnya rupiah berdampak pada barang impor karena beberapa bea pelabuhan yang harus dibayar tetap menggunakan valuta asing.
"Yang paling berpengaruh itu komponen impor. Karena beberapa bea pelabuhan itu dalam bentuk dolar," jelasnya.
Baca: Jalan Tol Serpong-Balaraja akan dimulai awal 2019
Trie mengatakan walaupun terjadi kenaikan beban operasional, pihaknya belum menaikkan harga.
"Saat ini belum ada kenaikan harga yang ditanggung sama klien. Karena kenaikan ini kan terjadi dalam waktu yang singkat. Jadi kita lihat dulu tren kedepan seperti apa," ujar Trie.
Jika tren pelemahan kurs rupiah ini terus berlanjut, PT BSA Logistics juga belum bisa menaikkan harga secara sepihak karena harus tetap berdiskusi dulu dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda).