“Kue” Iklan Mahaka Ikut Naik di Tahun Politik
Karena, partai poitik maupun calon presiden dan wakil presiden menganggarkan dananya untuk belanja iklan untuk kampanye “jualan” programnya.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 sudah menanti. Komisi Pemilihan Umum juga telah menetapkan masa kampanye calon presiden dan wakil presiden pada 23 September 2018 sampai 13 April 2019.
Aturan tersebut juga berlaku pada calon legislatif pada Pemilihan Legislatif 2019.
Tak ayal, setiap kontestasi di tahun politik memberikan dampak terkereknya belanja iklan di media massa, salah satunya juga dialami perusahaan media multiplatform PT Mahaka Media Tbk (ABBA).
Presiden Direktur Mahaka Media, Adrian Syarkawi, dalam paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Jakarta menyampaikan, di tahun politik, permintaan akan iklan cenderung lebih besar dari periode biasanya.
Karena, partai poitik maupun calon presiden dan wakil presiden menganggarkan dananya untuk belanja iklan untuk kampanye “jualan” programnya.
“Kenaikannya dulu-dulu bisa 10-15 persen dibanding reguler, bahkan bisa sampai 20 persen, harapan kami bisa naik,” kata Adrian, Kamis (20/9/2018).
Baca: Hore Bisa Nostalgia, Aplilkasi Pemutar Musik Winamp Bakal Cameback
Namun demikian, Adrian mengungkapkan, untuk pelaksanaanya, proporsi belanja iklan oleh partai maupun capres di media tetap dibatasi berdasarkan ketentuan dari Komisi Pemilihan Umum.
“Contoh, KPU menetapkan boleh iklan 10 hari di TV, radio, koran, boleh sekian persen, ga boleh monopoli, itu yang berpengaruh ke iklannya. Kalau dibuka semua pasti belanja iklannya lebih besar,” imbuhnya.
Sebagai gambaran, belanja iklan, berdasarkan riset Nielsen Indonesia pada periode Januari hingga Juli 2017 memang masih didominasi media cetak dan televisi dengan angka sebesar Rp 82,1 triliun dengan rincian koran Rp 15,6 triliun dan TV 65,1 triliun. Sementara, belanja iklan di radio mencapai Rp 811,8 miliar.
“Untuk Mahaka terbesar masih dari koran, radio tidak terlalu besar,” kata Adrian.
Memang, pendapatan Mahaka di 2017 turun ke posisi Rp 268 miliar jika dibandingkan periode 2016 sebesar Rp 309 miliar. Untuk itu, lanjut Adrian, pihaknya akan lebih menekankan pada lini bisnis yang memberikan keuntungan terbesar bagi perseroan, yakni iklan.
“Lebih baik push iklan daripada event, karena kontribusi revenue berdampak signifkan,” tandasnya.