HIPPINDO Sayangkan Aksi Penjarahan di Palu
Berbagai media massa melaporkan lebih dari 800 korban meninggal dunia, dan begitu banyak korban terluka, bahkan kehilangan tempat tinggal.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bencana gempa bumi magnitudo 7,4 di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah yang terjadi Jumat, 28 September 2018 telah meluluh-lantakkan sebagian instrastruktur dan aktivitas masyarakat.
Hingga saat ini, berbagai media massa melaporkan lebih dari 800 korban meninggal dunia, dan begitu banyak korban terluka, bahkan kehilangan tempat tinggal.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah turut berduka cita atas musibah tersebut. “Kami turut prihatin dan berduka cita atas terjadinya bencana alam ini, hingga memakan begitu banyak korban masyarakat,” kata Iduansjah, dalam keterangan pers, Senin (1/10/2018).
Baca: Xpander Baru Hangus Terbakar di Pekanbaru, Ini Jawaban Mitsubishi
Namun di sisi lain, pihaknya juga sangat menyayangkan terjadinya penjarahan di pusat perbelanjaan dan toko-toko yang dialami oleh sebagian anggota HIPPINDO.
“Penjarahan ini merupakan tindak kriminal yang harus dicegah dan yang perlu dilakukan adalah upaya-upaya agar ekonomi di Palu dan Donggala bisa segera bangkit kembali,” jelasnya.
HIPPINDO juga meminta agar pemerintah bersama pihak berwenang segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengamankan keadaan dan mencegah terulangnya kejadian penjarahan di berbagai pusat perbelanjaan dan toko-toko lainnya.