Superkrane Siapkan 700 Tenaga Kerja Bersertifikasi
Saat ini, seluruh karyawan Superkrane yang mencapai 700 orang sudah mengantongi sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Superkrane Mitra Utama Tbk, perusahaan penyewaan crane terbesar di Indonesia, mendukung program percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Saat ini, seluruh karyawan Superkrane yang mencapai 700 orang sudah mengantongi sertifikat dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Baca: Tantang Olla Ramlan Lakukan Falling Star Challenge, Robby Purba Justru Khawatir pada Tas Kulitnya
Baca: Olla Ramlan di Falling Star Challenge, Ruben Onsu Ogah Ngekor
Superkrane adalah perusahaan lokal pertama yang karyawannya sudah bersertifikasi. Dengan adanya sertifikasi di sektor konstruksi, angka kecelakaan kerja bisa turun 60%.
“Kami memiliki training center yang memberikan edukasi kepada para karyawan mengenai cara bekerja yang benar dan mengutamakan keselamatan. Sertifikasi ini penting, karena dapat menurunkan angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi yang cukup tinggi,” kata Direktur Superkrane Linayati, Jakarta, Rabu (3/10) kemarin.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, Indonesia memiliki sekitar 8,1 juta tenaga kerja di sektor konstruksi. Namun, hanya sekitar 700 ribu tenaga kerja yang memiliki sertifikat.
Padahal, dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017, Pasal 70, disebutkan, setiap pekerja konstruksi wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja.
inayati mengatakan, angka kecelakaan kerja di sektor konstruksi cukup tinggi jika dibandingkan sektor pertambangan dan migas.
Penyebab utamanya adalah kualitas SDM yang masih rendah dan tidak mengerti tentang penggunaan alat berat dengan baik dan benar. Ini terjadi lantaran kebanyakan pekerja di sektor konstruksi masih tamatan STM.
Supekrane, kata dia, ingin memajukan kualitas SDM di sektor konstruksi dengan memberikan karyawan pelatihan, sehingga layak mendapatkan sertifikat.
Sebelum pemerintah mendorong sertifikasi di sektor konstruksi, pihaknya sudah lama melatih pekerja dan sudah mempunyai training center. Baru kemudian, diurus sertifikasinya melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Proses pengajuan sertifikasi tidak memakan waktu yang lama, hanya dua bulan. "Kami ingin pekerja di sektor konstruksi ini naik tingkat dan berkualitas," ujar dia.
uperkrane memiliki 90 crane berkapasitas angkut di bawah 100 ton, 31 unit berkapasitas 100-199 ton, dan 28 unit berkapasitas 200-750 ton. Selain itu, perseroan memiliki scissor lifts dan man lifts 85 unit, lalu telehandlers, forklift, excavator, reachstacker 14 uit, dan truk muliaxle 19 unit.
Superkrane akan melepas 300 juta saham atau setara 20% melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO). Harga IPO ditetapkan Rp 700 per saham, sehingga perseroan bakal meraup dana Rp 210 miliar.