Penghimpunan Dana di Pasar Modal Turun 24 Persen
Hoesen mengakui, penghimpunan dana di pasar modal tahun ini ada penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi global dan belum meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China turut berimbas pada kondisi pasar keuangan dalam negeri.
Salah satunya, penghimpunan dana di pasar modal dalam negeri yang ikut susut.
Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengakui, penghimpunan dana di pasar modal tahun ini ada penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Hoesen menuturkan, saat ini penghimpunan dana di pasar modal kurang dari Rp 200 triliun dari yang ditargetkan OJK untuk 2018 sebesar Rp 250 triliun.
Berdasarkan data OJK, pada 2017, total penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 245,5 triliun. Sedangkan, sampai September 2018, penghimpunan dana mencapai Rp 137,8 triliun atau turun 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Penghimpunan dana di pasar modal mungkin tak akan sebanyak tahun lalu," kata Hoesen, Senin (8/10/2018).
Namun demikian, Hoesen menuturkan, terjadinya penurunan penghimpunan dana di pasar modal tidak berkaitan dengan menguatnya laju dolar Amerika Serikat terhadap Rupiah.
Seperti diketahui, laju Rupiah kian tertekan, depresianya sejak awal tahun ini menembus 12,12 persen ke level Rp 15.193 per dolar AS.
Kedigdayaan dolar AS makin ditambah dengan rencana bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya.
“Mayoritas mereka (emiten) bukunya pakai rupiah. Kalau secara umum di bulan Juni kan masih tumbuh, jadi kita lihat nanti laporan keuangan per September ini," imbuhnya.