Sri Mulyani Sebut Pelemahan Rupiah Saat Ini Karena Imbas Ekonomi AS
Pelemahan rupiah diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan karena The Fed akan melakukan suku bunga kembali.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Laju kurs rupiah terhadap dolar AS, Senin (8/10/2018) sore ditutup melemah ke posisi Rp 15.217 per dolar AS dari pembukaan perdagangan pada posisi Rp 15.193 per dolar AS.
Ditemui di acara International Monetery Fund-World Bank (IMF-WB) di Bali Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan pelemahan rupiah masih imbas dari perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pertama, AS mengalami peningkatan imbal hasil (yield) dari hasil surat utang pemerintah AS yang pada 10 tahun terakhir sebesar 3 persen, saat ini mencapai 3,4 persen.
"Kalau dulu threshold untuk bond-nya AS yang 10 tahun adalah 3 persen, jadi waktu mereka mendekati 3 persen, memunculkan reaksi dari seluruh pergerakan terutama nilai tukar dan suku bunga internasional, sekarang sudah di atas 3 persen," kata Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Senin (8/10/2018).
Kedua, pelemahan ini tentunya akibat dari The Fed yang menaikkan suku bunga. Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed), itu baru saja menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen menjadi 2,25 persen.
Baca: Walmart Segera Luncurkan Layanan Video Streaming Berlangganan untuk Saingi Netflix
"Kita lihat dua-duanya bergerak, suku bunga Fed naik, dan 10 tahun yield bonds naik, ini semua makin mengonfirmasi bahwa AS memberikan akseleras ekonominya makin tinggi," kata Sri Mulyani.
Pelemahan rupiah diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan karena The Fed akan melakukan suku bunga kembali.
Maka pemerintah pun sudah menyiapkan strategi menghadapi pelemahan rupiah dengan memastikan kestabilan pembangunan dan penyesuaian nilai tukar rupiah.
"Strategi pembangunan supaya lebih stabil atau lebih berdaya tahan, penyesuaian itu juga dalam bentuk nilai tukar yang dalam hal ini fleksibel," kata Sri Mulyani.