Bank Mandiri Isyaratkan Kenaikan Bunga Deposito
“Arus dana keluar cukup besar mengalir balik karena suku bunga USD menguat, pasti akan kembali ke negara asal."
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana akan menaikkan bunga depositonya dalam waktu dekat. Sebab, berdasarkan proyeksi perseroan, Bank Indonesia diprediksi akan kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari saat ini di level 5,75 persen menjadi 6 persen sampai akhir tahun ini.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto menyatakan, langkah penyesuaian tersebut lantaran Bank Indonesia cenderung akan mengetatkan kebijakan moneternya. Pengetanan itu sejalan dengan masih tingginya volatilitas nilai tukar Rupiah.
“Arus dana keluar cukup besar mengalir balik karena suku bunga USD menguat, pasti akan kembali ke negara asal. BI melakukan sedikit pengetatatn dari suu bunga, kami memperkirakan suku bunga acuan BI akan naik lagi sekitar 25 basis sampai akhir tahun,” kata Sulaiman di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Baca: Pelaku Prostitusi Online di Apartemen Bogor Valley Jual Diri Lewat Aplikasi Smartphone
Kendati nantinya bunga deposito akan cenderung naik, Sulaiman menyebut hal itu tidak akan terlalu berpengaruh terhadap cost of fund Bank Mandiri. Saat ini, bunga deposito Bank Mandiri berada di kisaran 4,4 persen hingga 5,7 persen. “Mungkin hanya pengaruh 50-75 basis poin ," jelasnya.
Baca: Soal Pemimpin Merakyat, Adian Singgung Sandiaga, Jokowi, Soeharto dan Anaknya
Bank Mandiri terus berupaya untuk mendorong pertumbuhan dengan memperkuat struktur pendanaan melalui peningkatan dana murah dan menjaga pertumbuhan biaya operasional serta penyaluran kredit baik di segmen wholesale maupun retail.
Baca: Divestasi Freeport Bisa Gagal karena Hal Krusial Ini
Tercatat, pada triwulan III-2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 535,8 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,46 persen. Dana murah tersebut meningkat 8,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 23,8 triliun menjadi Rp 331,6 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 19,4 triliun menjadi Rp 204,2 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,50 persen dari posisi akhir September tahun lalu yang mencapai 2,79 persen,” ujar Sulaiman.