Stanley Black & Decker Latih 20 Anak Jalanan Membuat Meja
SBD akan mengundang anak jalanan untuk mendapatkan edukasi dan pelatihan bagaimana cara membuat produk kerajinan
Penulis: Sanusi
Berita Ini Sudah Mengalami Ralat dari Judul Sebelumnya: "Stanley Black & Decker Latih 20 Anak Jalanan Membuat Perkakas"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan penyedia perkakas Stanley Black & Decker (SBD) terus berkontribusi agar ekonomi Indonesia bergerak maju.
Salah satu cara yang dilakukan adalah melahirkan komunitas baru yang produktif, yang mampu menciptakan karya bernilai ekonomi.
Untuk mendukung visi tersebut, SBD mencanangkan program “Global Week of Service-Lifetime Impact” pada 17-18 Oktober 2018. Di acara itu SBD akan mengundang anak jalanan untuk mendapatkan edukasi dan pelatihan bagaimana cara membuat produk kerajinan yang bernilai ekonomi.
Country Director Stanley Black & Decker Indonesia, King Hartono Hamidjaja menjelaskan, dalam program CSR kali ini SBD ingin menekankan setiap pelatihan yang diberikan harus memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan anak-anak tersebut di masa depan.
“CSR yang dilakukan di Indonesia ini merupakan bagian dari program global SBD. Meskipun konsep setiap negara berbeda-beda, namun dalam satu tema yaitu Global Week of Service-Lifetime Impact,” ucap King, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/10/2018).
Khusus di Indonesia, dijelaskan King, SBD akan memberikan “lifetime impact” ke 20 anak jalanan di Jakarta Timur. Ke 20 anak tersebut ada di usia sekolah SMP-SMA dan saat ini belajar Kejar Paket B-C di bawah binaan rumah singgah Swara Peduli di Duren Sawit. Mereka akan dilatih membuat meja.
Selama pelatihan, ke-20 anak jalanan itu akan diberi pengetahuan mengenai Safety and Basic Product Training Skill. Untuk setiap anak SBD juga memberikan sertifikat dan satu set basic tool kit yang bisa mereka manfaatkan untuk memulai karya atau usaha kreatif mereka.
King menjelaskan, SBD Indonesia memberikan bekal bagaimana membuat produk yang bernilai ekonomi ke 20 anak jalanan tersebut agar mereka bisa menjadi wirausahawan maupun karyawan dengan kemampuan kreatif.
“Harapannya, mereka bisa hidup mandiri dan kreatif sehingga bisa menggunakan waktunya dengan hal hal yang positif. Inilah visi kegiatan “lifetime impact” kita. Dampak lain, tentu kami juga ingin mendorong agar ekonomi kreatif di Indonesia semakin berkembang,” jelas King.